Sunday, 10 October 2021

Imbas Komponen Abnormal Pada Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia mempunyai banyak keanekaragaman bahasa. Keragaman bahasa mengakibatkan setiap masyarakat mempunyai suatu ciri khas perihal bahasa. Pada umumnya ciri khas itu sering disebut selaku dialek. Namun problem bahasa tidak hanya tertumpu pada urusan itu saja, namun banyak sekali duduk perkara dalam kebahasaan, khususnya Bahasa Indonesia. Dalam kekerabatan dengan kehidupan masyarakat Indonesia, bahasa yang dipakai masyarakat sudah mengalami banyak pergantian. Hal ini disebabkan adanya pergeseran dan pertumbuhan teknologi serta tatanan gres dalam masyarakat. Tuntutan zaman telah mempengaruhi aneka macam sisi disiplin ilmu utamanya bahasa untuk lebih meningkat lagi.
Kondisi seperti ini sudah menempatkan bahasa abnormal pada posisi yang strategis yang memungkinkan bahasa gila tersebut memasuki aneka macam sendi dan celah kehidupan bangsa dan bahasa Indonesia. Gejala-tanda-tanda tersebut menenteng banyak pergeseran pada penggunaan bahasa pada penduduk . Sekarang banyak dijumpai penggunaan bahasa-bahasa gila pada suatu artukel, konferensi-pertemuan resmi, iklan, bahkan pada percakapan sehari-hari. Penggunaan bahasa asing tersebut telah menghipnotis cara pikir masyarakat dalam berbahasa Indonesia resmi. Kondisi seperti inilah yang sering menjadikan kesalahan berbahasa Indonesia.
Salah satu bentuk yang terpengaruh oleh bahasa abnormal dalam bahasa Indonesia dan sering digunakan masyarakat ialah penggunaan bentuk di mana. Pemakaian bentuk di mana sebagai istilah penghubung antara anak kalimat dan induk kalimat mesti dihindari. Contoh penggunaan bentuk seperti itu dalam kalimat “Adi segera pergi ke kamar di mana beliau meletakkan tugasnya yang hendak dikumpulkan nanti siang”
Contoh tersebut mengalami kesalahan, alasannya adalah bentuk di mana pada kalimat tersebut terpengaruh bahasa gila ialah bahasa Inggris. bentuk di mana pada kalimat tersebut menyatakan daerah. Untuk membenarkan kalimat itu ialah dengan cara mengubah bentuk di mana menjadi suatu kata yang benar dengan tidak mengganti fungsinya sebagai pernyataan daerah. Jadi pembenaran kalimat di atas yaitu “Adi secepatnya pergi ke kamar tempat beliau menaruh peran sekolah yang mau dikumpulkan nanti siang”
Tidak cuma kata kawasan yang mampu mengambil alih bentuk di mana, ada juga kata lain yang dapat mengambil alih kata di mana yakni kata dengan.
Contoh: “Acara selanjutnya yaitu program sarasehan di mana Umar Kayam menjadi pembicara inti” kalimat ini salah dan dapat dibenarkan dengan cara mengubahnya menjadi “Acara selanjutnya yakni program sarasehan dengan Umar Kayam menjadi pembicara inti”
Pengaruh bahasa aneh pun dapat kita lihat secara langsung di masyarakat. Penamaan suatu tempat atau lokasi banyak yang menggunakan struktur asing. Dapat kita ambil acuan pada penamaan hotel pada Quality Hotel. Penamaan Quality Hotel memakai struktur bahasa abnormal. Struktur bahasa asing pada umumnya menggunakan struktur MD (Menerangkan Diterangkan). Dalam bahasa Indonesia, penamaan itu semestinya memakai struktur DM (Diterangkan Menerangkan) sehingga namanya menjadi Hotel Quality.
Selain kita juga banyak menjumpai suatu sentra perbelanjaan dengan pelengkap Mall, mirip Mangga Dua Mall atau Pondok Indah Mall. Kata Mall yang diindonesiakan menjadi mal artinya adalah gedung-gedung besar atau kalangan gedung di pinggiran kota yang berisikan beberapa toko dengan sarana jalan untuk kepentingan umuam. Sesuai struktur bahasa Indonesia yaitu struktur DM, semestinya nama-nama itu menjadi Mal Mangga Dua dan Mal Pondok Indah.
Banyak bahasa gila yang bahwasanya mempunyai padanan dalam bahasa Indonesia, namun banyak orang yang tetap menggunakannya. Seharusnya bahasa-bahasa ajaib yang mempunyai persamaan kata dalam bahasa Indonesia tidak perlu dipakai. Misalnya :
workshop ---- sanggar kerja
approach ---- pendekatan
Sebenarnya bagian aneh mampu dimasukkan dalam kaidah bahasa Indonesia dengan cara menyerap bahasa abnormal ke dalam bahasa Indonesia. Penyerapan bahasa abnormal harus pilih-pilih dengan cara mengisi kerumpangan rancangan dalam kazanah bahasa Indonesia. Contoh lain yaitu kata laundry tidak butuhdigunkan dalam bahasa Indonesia karena ada padanannya adalah kata binatu dan dobi.
Penggunaan bagian dan struktur gila dalam bahasa Indonesia berkaitan dengan sikap bahasa. Banyak hal yang mensugesti perilaku bahasa, salah satunya adalah rasa bangga kepada bahasa Indonesia yang kurang pada bangsa Indonesia. Sebgai bangsa Indonesia, kita semestinya merasa besar hati mempunyai bahasa sendiri yakni bahasa Indonesia. Agar tidak menghemat nilai kebakuan dalam bahasa Indonesia, unsur-komponen bahasa abnormal tidak perlu digunakan dalam pemakaian bahasa Indonesia. Langkah yang mampu kita lakukan adalah mencari padanan yang cocok dengan bahasa Indonesia atau menyerap komponen asing itu sesuai dengan hukum dan kaidah yang berlaku.