Saturday 30 October 2021

Daftar Situs Lowongan Kerja Di Lampung Modern

Daftar Situs Lowongan Kerja Di Lampung Modern

Daftar Situs Lowongan Kerja di Lampung Terbaru

Susah mencari pekerjaan di Bandar Lampung? Sudah keliling tempat untuk menyaksikan/mencari selebaran lowongan kerja di Bandar Lampung ? Sampai kini belum memperoleh yang sesuai dengan anda minati atau kemampuan anda?

DAFTAR SITUS LOWONGAN KERJA LAMPUNG


Di zaman Internet, anda mencari Informasi Lowongan Kerja di Kota Bandar Lampung atau sekitarnya bisa di internet. Dengan internet anda dengan mudah mengakses banyak sekali situs lowongan pekerjaan di Kota Bandar Lampung - Provinsi Lampung di mesin telusur. Hanya memasukan kata kunci dan Klik tombol pencarian , maka akan muncul beberapa pilihan tersebut.

Situs Penyedia Lowongan kerja di Bandar Lampung :


Beberapa Alamat Situs Website Lowongan kerja untuk mencari kawasan Bandar Lampung manakah Alamat situs website lowongan kerja yang menurut anda mudah mencari pekerjaan ? Sebenarnya masih ada situs yang menyediakan Informasi Lowongan pekerjaan tetapi berdasarkan aku ini sudah cukup bagi kalian untuk mencari pekerjaan yang anda harapkan. Apabila anda masih tidak mendapatkan Maka ada cara Alternatif lainya dengan mencari di Social Media, Seperti : Group Facebook, Fan Page Facebook, Instagram

Pilihlah Pekerjaan Yang halal tanpa melakukan pekerjaan di Bank-bank Riba, Peminjaman Uang (Riba), Hiburan malam dan Pekerjaan Haram lainya. Kita berkerja bukan dikerjain, Kaprikornus carilah Kerja yang Halal jangan sampai anda juga melakukan pekerjaan tidak mengenal waktu hingga terlewat apalagi tertingal waktu sholat atau kewajiban anda. Apakah anda ingin memperlihatkan keluarga anda dengan cara yang Haram ?

INGAT anda KERJA bukan diKERJAIN.

Friday 29 October 2021

Bangunan Peninggalan Sejarah Sulawesi Tenggara (Sultra)

Bangunan Peninggalan Sejarah Sulawesi Tenggara (Sultra)

Sulawesi Tenggara (disingkat Sultra) merupakan suatu provinsi di Indonesia yang terletak bagian tenggara pulau Sulawesi dengan ibu kota Kendari. Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, secara geografis terletak di penggalan selatan garis khatulistiwa.

tempat bersejarah di sulawesi tenggara, peninggalan sejarah di kota kendari, kerajaan sulawesi tenggara, peninggalan sejarah sulawesi barat, tempat bersejarah di buton, benda benda artefak yang ada di kota kendari

Sulawesi Tenggara pada masa lalu sama dengandaerah tempat lainnya di Indonesia ialah menderita penjajahan oleh Belanda, jepang. Maka dari itu banyak peninggalan bersejarah utamanya bangunan di kala penjajahan tersebut. Berikut ini kami rangkum beberapa Bangunan Peninggalan Sejarah Sulawesi tenggara (Sultra).

Daftar isi

  1. Baterai Mata
  2. Batu Popaua
  3. Benteng Baadia
  4. Benteng Keraton Buton
  5. Benteng Liya Togo
  6. Bunker Perumahan Korem
  7. Chineese School
  8. Goa Liang Kobori
  9. Goa Liang Metanduno
  10. Istana Sultan Buton / Malige
  11. Kantor Klasis/Internat [Rumah Pendeta]
  12. Masjid Keraton Buton
  13. Pilboks TVRI
  14. Rumah Controleur Belanda 1
  15. Rumah Jabatan Komandan Tentara Belanda
  16. Terowongan 1
  17. Terowongan 2
  18. Waterreservoir-Anno 1928 (Bangunan PDAM)


1. Baterai Mata

Zona Sultra]

Bunker Perumahan Korem yaitu suatu daerah bantuan di bawah tanah, ketika perang daerah ini digunakan serdadu untuk berlindung dari sewrangan musuh. Nama Bunker Perumahan Korem diberikan pada bunker ini sebab letaknya di halaman bekas rumah jabatan Danrem 143/HO. Sebagian konstruksi bunker tidak terlihat lagi sebab tertimbun dalam tanah. Tinggi bunker 152 cm dengan lebar 185 cm.

Bagian lantai dalam juga tidak mampu diamati yang tampaknya menurun ke dalam. Menurut Ansar (66 tahun), ruangan bunker mempunyai cabang dan salah satunya tembus ke lubang tanah di belakang rumah controleur Belanda yang kini menjadi rumah jabatan wakil ketua DPRD Sulawesi Tenggara. Bunker ini berada pada segi timur lereng bukit di jalan Lakidende.


7. Chineese School

merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak bagian tenggara pulau Sulawesi denga Bangunan Peninggalan Sejarah Sulawesi tenggara (Sultra)
Chineese School di Kendari [sumber: Zona Sultra]

Chineese School yakni salah satu bangunan bersejarah peninggalan penjajahan Belanda di Kendari. Bangunan sekolah ini berada di sudut pertigaan jalan Martadinata No.1 yang secara administratif masuk dalam kawasan Kelurahan Kandai, Kecamatan Kendari, Kota Kendari.

Sekarang bangunannya difungsikan selaku gedung Akademi Teknik Kendari (ATK). Dahulu, sekolah ini berjulukan Sekolah China (Chineese School) yang dibangun pada periode pemerintahan Belanda.

Bangunan ini mempunyai ukuran panjang 27 m, lebar 16,5 m, dan tinggi platfom 4 m. Bahan pembentuk bangunan ini yaitu kayu, semen, kapur, pasir, batu bata, kaca, terali besi, dan seng.

Bangunan ini tidak memakai rangka besi, melainkan balok kayu besar. Denah bangunan persegi empat panjang, dan dinding luar bangunan dicat warna merah muda. Pada bab depan, terdapat pintu masuk dengan dua daun pintu berpasangan. Bagian depan bangunan bertingkat dua, sedangkan cuilan belakang cuma satu tingkat dengan atap terpisah.

Ruangan tingkat I dilengkapi satu pintu utama di bab depan dan satu pintu samping. Sekarang, ada 9 ruangan di lantai I yang difungsikan selaku ruang kelas. Akses menuju tingkat II ialah tangga kayu yang setengah rapat di dinding utara.

Tingkat II cuma berukuran 8 m panjang dan lebar 16,5 m, dengan lantai dari balok kayu dan papan. Ada panjang dan lebar 16,5 m, dengan lantai dari balok kayu dan papan. Ada 4 ruangan. Tingkat II dilengkapi pagar yang berisikan pion-pion beton setinggi 50 cm di depan teras. [sumber: Zona Sultra]


8. Goa Liang Kobori

merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak bagian tenggara pulau Sulawesi denga Bangunan Peninggalan Sejarah Sulawesi tenggara (Sultra)
Liang kobori

Liang kobori merupakan salah satu gua alam yang berada di Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara. Gua ini sekarang menjadi situs purbakala yang dilindungi dan dilestarikan oleh pemerintah selain itu gua ini pun menjadi daerah pariwisata dan pengamatan kepurbakalaan.

Gua ini terkenal sebab adanya ornament-ornament yang berupa lukisan yang terdapat pada dinding gua. Lukisan-lukisan ini merupakan salah satu lukisan yang dibikin oleh para manusia purba.

Gua ini merupakan salah satu gua alam yang mempunyai ornament di dalamnya, yang berbentuklukisan hasil karya insan purba, selain gua serupa yang terdapat di didaerah yang lain di Indonesia atau gua serupa yang berada di mancanegara mirip di Prancis dan Spanyol.

Gua ini merupakan sebuah gua alam yang diteliti pertama kali oleh seorang sejarawan berjulukan Kosasih S.A. pada tahun 1977.

Gua ini terletak kurang lebih 10 km dari pusat kota Raha melalui jalan poros Raha-Mabolu, tepatnya diperbatasan antara Desa Bolo dan Desa Masalili, Kecamatan Lohia. Untuk mencapainya, kita dapat menggunakan kendaraan Umum ataupun kendaran pribadi selama kurang lebih 1 Jam perjalan. Tetapi untuk mencapai bibir gua tidak semudah yang dikira, kita perlu memasuki lorong lagi sejauh ± 2-3 Km dengan jalan masuk jalan yang kurang memadai, tetapi kita akan tetap terpukau dengan keindahan alam disekitar terusan.

Ketika memasuki bibir gua, kita akan melihat sebuah gua alam yang membentang dengan tinggi bevariasi antar 2-5 m dan lebar sekitar 30 m . selain ornament-pernak-pernik berupa lukisan kita mampu menyaksikan banyak sekali struktur geologi pada gua ini contohnya saja stalaktit yang berada pada bab atas dan stalakmit yang berada pada bagian bawah, yang bila keduanya sudah bertemu maka akan membetuk tiang watu.

Gua berikut yang kita mampu jumpai yakni gua utama yakni gua liag kobori. Sesuai namanya yakni liang kobori yang jika kita artikan kedalam Bahasa Indonesia berari gua bertulis, di dalam gua ini kita akan menemukan banyak sekali macam lukisan yang dibuat oleh para insan prasejarah. lukisan lukisan pada dinding gua ini hingga saat ini masih menyimpan misteri perihal kehidupan prasejarah penduduk muna yang tergores pada 130 an situs aneka tabrakan berwarna merah pada dinding gua bab dalam. Lukisan lukisan ini masih terjaga keasliannya hingga kini.

Dari aneka macam aneka lukisan tersebut, tergambar cara hidup masyarakat suku Muna pada kala lalu mulai dari cara bercocok tanam, berternak, berburu, berdapatasi dengan lingkungan, dan berperang untuk menjaga diri dari serangan musuh.


9. Goa Liang Metanduno
merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak bagian tenggara pulau Sulawesi denga Bangunan Peninggalan Sejarah Sulawesi tenggara (Sultra)
Goa Liang Metanduno

Gua Liang Metanduno adalah situs purbakala yang terletak di perbatasan Desa Bolo dan Desa Masalili, Kecamatan Lohio, kabupaten Muna. Lokasinya berada di Desa/Kelurahan : Leang Kobori, Kecamatan : Lokia, Kabupaten/Kota : Muna, Pulau : Muna, Provinsi : Sulawesi Tenggara.

Di dalam gua ini terdapat banyak lukisan pada dinding gua yang dibentuk pada zaman prasejarah. Lukisan pada gua ini kebanyakan merupakan lukisan binatang bertanduk. Hal itulah yang mengakibatkan gua ini dinamakan Metanduno, alasannya "tandu" dalam bahasa muna bermakna "tanduk". Gua ini ditemukan oleh penduduk setempat pada tahun 1975. Di dalam gua juga terdapat kantinu (cerukan kerikil) yang terbentuk secara alami lewat tetesan air, dan risikonya menjadi tempat penampungan air.

Gua Metanduno merupakan gua yang cukup besar, dengan panjang rongga gua 23 m, lebar ekspresi gua 21,9 m, tinggi mulut gua 2,8 m, lebar perut gua 17,5 m, dan titik tertinggi langit-langit gua 7 meter. Jarak situs dari tepi pantai 15 m, ketinggian dari permukaan maritim 250 m.

Gua Liang Metanduno berjarak 10 kilometer dari Kota Raha melalui jalan poros Raha-Mabolu. Untuk mengakses gua ini, sesudah meraih kawasan gua kita perlu melakukan perjalanan lagi sekitar 2-3 kilometer dengan kanal jalan yang kurang mencukupi, tetapi ditemani oleh keindahan alam. Liang Metanduno berada di satu tempat yang serupa dengan beberapa gua yang lain, mirip Liang Kobori.


10. Istana Sultan Buton / Malige

merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak bagian tenggara pulau Sulawesi denga Bangunan Peninggalan Sejarah Sulawesi tenggara (Sultra)
Istana Malige [sumber: oppobaca.news]

Istana Malige ialah Rumah yang menjadi tempat tinggal sultan Buton ke 37, ialah Sultan Muhammad Hamidi Kaimuddin yang dibangun pada tahun 1929. Bangunanj ini berlokasi di Jl. Jenderal Sudirman, Tomba, Kecamatan Wolio, Kota Bau-Bau. Letaknya yang sangat dekat dengan pusat kota menciptakan istana ini mudah dijumpai bagi para pelancong yang datang ke Kota Bau-Bau. 

Bangunan istana berlantai tiga ini mempunyai desain khas bergaya rumah budbahasa Buton yang juga berupa rumah panggung yang yang dibikin dari kayu. Istana Malige dibentuk dengan fondasi batu alam yang disebut dengan sandi. Sandi tersebut tidak ditanam tapi ditaruh begitu saja tanpa perekat. Fungsinya ialah untuk menaruh tiang bangunan. Di antara sandi dan tiang bangunan dibatasi oleh satu atau dua papan alas yang ukurannya diubahsuaikan dengan diameter tiang dan sandi. Ini berfungsi selaku pengatur keseimbangan bangunan secara keseluruhan. Bangunan ini juga terdiri dari 4 lantai dan yang dibuat dari kayu yang berasal dari pohon wala dan lantai bangunan ini terbuta dari kayu jati. Pembangunan istana ini terbilang cukup unik lantaran tidak memakai paku, bilah-bilah kayu cuma dikaitkan satu sama lain biar merekat dengan besar lengan berkuasa. bangunan ini kuat bangun dengan topangan 40 tiang penopang, di bab depan terdapat 5 tiang yang berderet hingga 8 baris ke belakang. Tiang khususnya disebut dengan tutumbu yang memiliki arti senantiasa berkembang.

Struktur bangunan Istana Buton pada dasarnya yakni sama lokal alasannya ialah berasal dari satu konstruksi yang sama yang disebut banuwa tada. Hanya saja, dikala rumah tersebut difungsikan selaku rumah para pejabat, terdapat penambahan tiang penyangga yang berfungsi selaku kambero (kipas) sehingga disebut dengan banua tada kambero atau istana kamali. Setiap raja akan naik tahta maka akan dibuatkan rumah sejenis ini, jadi ada sekitar 38 rumah yang sejenis dengan istana malige.


11. Kantor Klasis/Internat [Rumah Pendeta]

merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak bagian tenggara pulau Sulawesi denga Bangunan Peninggalan Sejarah Sulawesi tenggara (Sultra)
Kantor Klasis/Internat (Rumah Pendeta). [sumber: Zona Sultra]

Kantor Klasis/Internat [Rumah Pendeta] adlah rumah yang berada di dalam kompleks Gereja Kendari, Jalan Lakidende, Kelurahan Kandai, Kecamatan Kendari. Rumah ini diresmikan sekitar tahun 1940-an untuk tempat tinggal para misionaris Belanda selama di Kendari.

Bangunan rumah berisikan dua unsur, yakni bangunan I merupakan Kantor Klasis sekaligus menjadi rumah tinggal. Bangunan II ialah jejeran 9 kamar yang difungsikan sebagai asrama, berada di belakang atau barat laut bangunan I. Kedua bangunan tersebut dihubungkan oleh koridor.

Bangunan I menghadap ke tenggara atau Teluk Kendari, sementara di timur laut terdapat gereja. Bentuk atap ialah limas dari bahan seng. Denah bangunan persegi dengan embel-embel teras depan, samping, dan belakang yang dilindungi atap seng. Lantai rumah dan teras ialah semen.

Keseluruhan dinding dicat berwarna putih. Teras dan rumah lebih tinggi antara 45 cm hingga 120 cm dari permukaan tanah sekitarnya. Lebar teras depan 2 m dan panjang 4 m. Dinding depan terdapat pintu di tengah, di kiri dan kanannya dilengkapi jendela kaca berbingkai kayu, masing-masing tiga ruas. Kusennya kayu, dicat warna biru muda.

Pada dinding barat dilengkapi 6 jendela kayu dan kaca. Bangunan I mempunyai 4 ruangan utama dan 2 kamar tidur. Ruangan pertama yakni ruang tamu, ruangan kedua merupakan ruang kerja.

Keduanya berurutan dan dihubungkan oleh suatu pintu. Ruang ketiga berada di sebelah kanan ruang kerja yang ialah ruang dapur. Kamar-kamar tidur, sejajar dengan ruang tamu, dengan masing-masing pintu yang berukuran lebar 220 dan tinggi 170 cm.

Ruangan keempat merupakan kamar tamu yang terletak di segi barat bangunan. Kamar tamu terhubung dengan ruang dapur. Terdapat pintu masuk dan jendela di bagian depan kamar, lengkap dengan teras depan kamar. Interior rumah dilengkapi platform dari papan kayu yang dicat berwarna putih. Bagian belakang terdapat 1 pintu kayu yang merupakan jalan masuk ke koridor dan asrama. Meskipun masih difungsikan, bangunan ini tidak terawat baik.

Bangunan II memanjang dan melengkung hingga ujung kanan asrama, berjumpa dengan sudut bangunan kantor. Asrama yang mempunyai 9 kamar ini tidak dipakai lagi. Depan pintu dilengkapi teras, sedangkan atap bangunan menggunakan sirap yang dilapis seng.


12. Masjid Keraton Buton

merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak bagian tenggara pulau Sulawesi denga Bangunan Peninggalan Sejarah Sulawesi tenggara (Sultra)
Masjid Agung Keraton Buton [Wikipedia]

Masjid Al-Muqarrabin Syafyi Shaful Mu'min atau lebih diketahui dengan Masjid Agung Keraton Buton yaitu suatu masjid bersejarah yang berlokasi di Jl. Sultan Labuke, Melai, Murhum, Kota Bau-Bau, Pulau BUton, Sulawesi Tenggara. Masjid ini merupakan salah satu dari sembilan Masjid antik di Indonesia dan telah ditetapkan oleh pemerintah RI selaku benda cagar budaya atau situs cagar budaya berdasarkan keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No : KM.8/PW.007/MKP.03 Tanggal 04 Maret 2003

Masjid Agung Keraton Buton terletak di dalam Lingkungan Benteng Kesultanan Buton, Benteng anyir tanah terluas di dunia menurut catatan rekor MURI. Masjid ini dibangun berupa empat persegi panjang berukuran 20,6 x 19,40 m dengan atap berjumlah dua lapis berupa limas. Masjid terdiri dari tiga lantai, mengikuti struktur bangunan rumah panggung yang menjadi ciri khas rumah etika penduduk Sulawesi Tenggara. Bahan yang digunakan untuk membangun masjid itu sama dengan materi untuk benteng keraton.

Lantai satu yang lebih luas selaku ruang shalat, sementara lantai dua yang lebih kecil berfungsi selaku tempat mengumandangkan azan. Di atas bangunan lantai dua itu duduk bangunan empat persegi yang lebih kecil dan ialah puncak kerucut dari keseluruhan bangunan Masjid Agung. Puncak kerucut itu merupakan kubah bagi lazimnya versi masjid di Tanai Air.

Struktur bangunan masjid yang belum pernah diganti semenjak diresmikan adalah fondasi dan bangunan dinding yang bahannya memakai batuan kapur dengan spesimen pasir dan kapur. Ukuran masjid juga masih tetap mirip aslinya, 20,6 meter x 19,4 meter. Menariknya masjid ini tidak mempunyai menara dan justru memiliki tiang bendera yang sangat tinggi.

Masjid Agung Keraton Buton pertama kali diresmikan pada tahun 1538 M. Tidak lama berselang, masjid ini terbakar balasan perang kerabat yang terjadi di Kesultanan Buton dalam kudeta. Pembangunan masjid tersebut gres dimulai lagi pada tahun 1712 M dengan lokasi yang tidak begitu jauh dari wilayah semula pada masa pemerintahan Sultan Zakiyuddin Darul Alam (La Ngkariyri, Sultan Buton XIX).


13. Pilboks TVRI

merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak bagian tenggara pulau Sulawesi denga Bangunan Peninggalan Sejarah Sulawesi tenggara (Sultra)
Pilboks TVRI Kemdari

Pilboks TVRI berada di pinggir jalan Jenderal Ahmad Yani, atau di depan kantor TVRI Kendari, yang secara administratif tergolong dalam Kecamatan Baruga. Pilboks ini dalam keadaan tidak terawat. Pilboks berupa silinder ini berdenah bundar dengan dimensi sebagai berikut: garis tengah 2,43 m, lingkar 7,70 m, tebal 33 cm, sedangkan ketinggian dan beberapa dimensi pilboks tidak dimengerti alasannya tertimbun tanah dan akar pohon besar.

Bagian pilboks yang tersingkap di permukaan tanah hanya 50 %. Pintu masuk berada di sisi selatan, sedangkan lubang intai berada di segi timur maritim dan timur.

Jumlah lubang intai 2 dengan ukuran lebar 60 cm, tinggi 28 cm, dan ketebalan 33 cm. Ukuran pintu masuk serta tinggi ruang dalam pilboks tidak dapat dimengerti karena tertimbun. Bahan baku pilboks ini ialah semen, besi, dan kerikil. Di bagian atap terdapat 3 lubang angin, masing-masing diameternya 5 cm. Topografi tanah di sebelah timur dan timur maritim [arah lubang pengintaian] lebih rendah dan menurun.

Pilboks dibangun antara tahun 1942--1945 sebagai bangunan pertahanan sewaktu Jepang berkuasa atas kepulauan Indonesia.


14. Rumah Controleur Belanda 1

merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak bagian tenggara pulau Sulawesi denga Bangunan Peninggalan Sejarah Sulawesi tenggara (Sultra)
Rumah Controleur Belanda 1 [Dokumentasi Sudarso for ZONASULTRA.COM]

Bekas rumah Contoleur Belanda ini berada di lereng bukit di tempat kota lama Kendari yang secara administratif masuk dalam wilayah Kelurahan Kandai, Kecamatan Kendari, Kota Kendari. Sekarang, rumah ini menjadi rumah dinas Wakil Ketua DPRD Sulawesi Tenggara.

Secara fisik, beberapa komponen bangunan lama mirip separuh dinding belahan depan dan samping masih dipertahankan namun diubahsuaikan dengan bangunan gaya modern. Sepintas, tidak terlihat lagi ciri arsitektur lama pada bangunan ini.

Secara historis, Controleur Belanda yang dahulu menghuni rumah ini bertugas selaku kepala pemerintahan Onderafdeeling Kendari, di bawah Afdeeling Buton.

Rumah ini menghadap ke Timur atau ke maritim. Di halaman sudut Tenggara, terdapat meriam dengan keadaan kurang terawat. Meriam ini berukuran panjang 227 cm, diameter pangkal 38 cm, diameter ujung 18 cm dan lubang meriam berukuran 10 cm.


15. Rumah Jabatan Komandan Tentara Belanda

merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak bagian tenggara pulau Sulawesi denga Bangunan Peninggalan Sejarah Sulawesi tenggara (Sultra)
Rumah Jabatan Komandan Tentara Belanda. (Dokumentasi Sudarso for zonasultra.com)

Rumah Jabatan Komandan Tentara Belanda merupakan bekas rumah jabatan Komandan Tentara Belanda yang berada di Jalan Lakidende, tergolong wilayah Kelurahan Kandai, Kecamatan Kendari. Bangunan ini berada sekitar 60 meter dari bekas rumah controleur Belanda. Bekas rumah jabatan Komandan Tentara Belanda ini berada diwilayah Kelurahan Kandai, Kecamatan Kendari

Sekarang, bangunan ini difungsikan selaku rumah Dinas Angkatan Darat Korem 143/HO dan sudah mengalami renovasi pada tahun 2005. Di sebelah barat terdapat satu bunker. Dinding luar rumah dicat warna kuning, sedangkan daun pintu dan kuseng jendela dicat warna coklat.


16. Terowongan 1

merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak bagian tenggara pulau Sulawesi denga Bangunan Peninggalan Sejarah Sulawesi tenggara (Sultra)
Terowongan 1

Terowongan 1 yakni suatu terowongan yang berada dalam wilayah Kelurahan Anggilowu, Kecamatan Mandonga. Menghadap ke barat daya, terowongan ini mempunyai panjang 34,5 meter, lebar ekspresi 2,2 meter dan tinggi antara 1,9 meter hingga 2,2 meter.

Lebar terowongan bagian dalam tidak merata, antara 2,4 meter sampai 2,7 meter. Depan ekspresi terowongan ialah areal pemukiman penduduk. Terowongan ini berada pada lereng bukit. Bukit tersebut merupakan endapan Kala Miosen yang dibuktikan oleh kedatangan fosil-fosil kerang bahari.


17. Terowongan 2

merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak bagian tenggara pulau Sulawesi denga Bangunan Peninggalan Sejarah Sulawesi tenggara (Sultra)
Terowongan 2. (Dokumentasi Sudarso for zonasultra.com)

Terowongan 2  merupakan terowongan yang berada di Kelurahan Anggilowu, Kecamatan Mandonga. Menghadap ke barat daya, terowongan ini mempunyai panjang 29 meter, lebar ekspresi 2,4 meter dan tinggi beragam antara 2 meter hingga 2,3 meter. Lebar terowongan bagian dalam tidak merata, antara 2,2 meter hingga 2,6 meter. Terowongan ini berada pada lereng bukit yang serupa dengan Terowongan 1.


18. Waterreservoir-Anno 1928 (Bangunan PDAM)

merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak bagian tenggara pulau Sulawesi denga Bangunan Peninggalan Sejarah Sulawesi tenggara (Sultra)
Waterreservoir-Anno 1928 atau Bangunan PDAM lama [Sumber: kemdikbud.go.id]

Secara administratif bangunan PDAM berlokasi di Kampung Jati, Kelurahan Jati Mekar, Kecamatan Kendari, Kota Kendari.

Bangunan ini terdiri atas dua unit yakni bangunan mesin pengolah dan bangunan menara penampung. Struktur bangunan yaitu tembok beton, bab depan bangunan menggunakan atap seng, sedangkan bangunan induk atapnya yang dibuat dari beton. 

Tulisan Waterreservoir Anno 1928 pada salah satu bangunan dari tiga bangunan di lokasi ini, membuktikan periode pembangunan dan penggunaan bangunan ini selaku tempat penampungan dan distribusi air. 

Ketiga unsur bangunan ini berisikan komponen pertama berupa bangunan yang berisi instalasi pipa untuk pengambilan air. Komponen bangunan kedua yakni bak penampungan, dan penggalan ketiga yaitu bangunan pembuatan dan pendistribusian air. 

Dimensi bangunan pertama dengan pengambilan ukuran dari bagian luar yakni panjang 4,44 m, lebar 5,1 m, dan tinggi 3,1 m, dengan ketebalan dinding 47 cm. Sedangkan bab dalam ruangan berskala panjang 3,5 m, lebar 4 m. Pintu berada di bagian selatan, dengan daun pintu berupa terali besi, berukuran tinggi 1,94 m dan lebar 1,1 m. 

Di dinding, ada dua lubang angin, satu di dinding timur dan satu lagi di dinding barat. Bangunan ini berisi dua instalasi pipa, satu instalasi untuk pengambilan air dari sumber mata air ke kolam penampungan, dan satu lagi untuk mengeluarkan air dari kolam penampungan yang berada di bab luar segi utara bangunan pertama. 

Dimensi bangunan kedua merupakan ukuran dari utara ke selatan sepanjang 9,3 m, dan dari timur ke barat adalah 11,6 m. Di bagian atap kolam terdapat lubang kendali berukuran 1 X 1 m, untuk mengenali air dalam kolam. Bak penampungan air ini berada di utara bangunan pertama. Instalasi pipa untuk memasukkan dan mengeluarkan air berada di dinding sebelah selatan. Dimensi bangunan ketiga yakni panjang 5,5 m, lebar 10,2 dengan tinggi 3,6 m. 

Di belakang/utara bangunan ketiga terdapat instalasi pipa dan satu kran besar yang dikuatkan oleh satu struktur campuran semen dan pasir. Instalasi air ini berfungsi mendistribusikan air ke beberapa arah. Semua pipa yang digunakan merupakan pipa besi. Bangunan ketiga berada di sebelah barat kolam pempungan air dengan jarak 4,5 m.


Sumber:

  • https://zonasultra.com/inilah-peninggalan-jepang-dan-belanda-yang-tersembunyi-di-kota-kendari-2.html
  • https://penasultra.com/amp/lima-peninggalan-sejarah-jepang-dan-belanda-ada-di-kendari/
  • https://www.idntimes.com/travel/destination/brahm-1/5-destinasi-wisata-sejarah-di-pulau-buton-c1c2/5
  • https://spkt.kemdikbud.go.id/bangunan-pdam-kota-usang
Jasa Video Intro
Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Gorontalo

Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Gorontalo

Gorontalo yakni provinsi di Indonesia yang lahir pada tanggal 5 Desember 2000 dan memiliki ibu kota provinsi berjulukan sama yakni, Kota Gorontalo. Sama halnya dengan ibu kotanya, Provinsi Gorontalo populer dengan julukan "Serambi Madinah". Provinsi Gorontalo terletak pada Semenanjung Gorontalo di Pulau Sulawesi, tepatnya di belahan barat dari Provinsi Sulawesi Utara.

Pencarian Google: peninggalan bersejarah yang terdapat di provinsi gorontalo, deskripsikan salah satu bangunan bersejarah, sebutkan bangunan bersejarah yang ada di gorontalo, deskripsikan salah satu bangunan bersejarah yang ada di kawasan gorontalo, peninggalan kerajaan gorontalo brainly, peninggalan-peninggalan kerajaan islam di gorontalo, sebutkan bangunan bersejarah yang ada di tempat gorontalo, sebutkan peninggalan kesultanan islam di aneka macam daerah tergolong peninggalan islam di gorontalo

Pada era lampau, Gorontalo yakni salah satu tempat yang disinggahi oleh perusahaan dagangan Hindia Belanda atau Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). Maka tak heran kalau Gorontalo khususnya Kota Gorontalo memiliki banyak bangunan bau tanah peninggalan kolonial, yang berupa arsitektur indie atau bangunan arsitektur bentuk terapan budaya lokal dan arsitektur Hindia Belanda.

Beberapa bangunan dengan arsitektur penting peninggalan kolonial yang ada di Kota Gorontalo itu sudah ditetapkan selaku cagar budaya. Meski demikian masih banyak bangunan-bangunan bau tanah baik milik saudagar atau masyarakat umumyang tidak ditetapkan selaku cagar budaya.

Terdapat begitu banyak bangunan peninggalan bersejarah di provinsi ini, berikut ini penjelasannya:

Daftar Isi:

  1. SDN 61 Kota Gorontalo
  2. Benteng Maas
  3. Benteng Orange
  4. Benteng Otanaha
  5. Kantor Pos Gorontalo
  6. Masjid Hunto (Masjid Sultan Amay)
  7. Menara Pakaya Limboto
  8. Monumen Nani Wartabone
  9. Museum Pendaratan Pesawat Ampibi Soekarno
  10. Pemakaman Suci Ju Panggola
  11. Rumah Adat Bantayo Pomboide
  12. Rumah Adat Dulohupa
  13. Situs Taman Purbakala Kota Jin

1. Sekolah Dasar Negeri 61 Kota Gorontalo

Dulohupa yakni rumah watak atau rumah tradisional Indonesia yang berasal dari Kelurahan Limba, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo, Provinsi Sulawesi Utara. Penduduk Gorontalo menyebut Dulohupa dengan nama Yiladia Dulohupa Lo Ulipu Hulondhalo. Dulohupa memiliki bentuk rumah panggung dengan tubuh yang dibentuk dari papan dan struktur atapnya bernuansa wilayah Gorontalo. Sebagai lambang dari rumah budpekerti Gorontalo, Dulohupa mempunyai dekorasi berupa pilar-pilar kayu, sedangkan selaku simbol tangga moral atau yang disebut juga dengan Tolitihu, Dulohupa mempunyai dua buah tangga yang masing-masing berada di sebelah kanan dan kiri rumah. Saat ini, Dulohupa dilengkapi dengan taman bunga, bangunan daerah penjualan cendera mata, serta bangunan yang menyimpan kereta kerajaan yang disebut dengan Talanggeda.

Rumah Adat Dulohupa merupakan suatu bangunan balai musyawarah dari kerabat kerajaan. Terbuat dari papan dengan bentuk atap khas tempat tersebut. Pada bagian balakangnya ada anjungan daerah para raja dan kerabat istana beristirahat sambil menyaksikan program sampaumur istana bermain sepak raga. Saat ini rumah budbahasa tersebut berada di tanah seluas + 500m ² dan dilengkapi dengan taman bunga, bangunan tempat penjualan cenderamata, serta bangunan garasi bendi kerajaan yang berjulukan talanggeda. Pada periode pemerintahan para raja, rumah etika ini dipakai selaku ruang pengadilan kerajaan. Bangunan ini terletak di Kelurahan Limba, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo.


13. Situs Taman Purbakala Kota Jin

Gorontalo adalah provinsi di Indonesia yang lahir pada tanggal  Bangunan Peninggalan Bersejarah di Provinsi Gorontalo

Kota Jin ialah salah satu situs taman purbakala yang berada di Desa Kota Jin Utara, Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Lokasi ini memiliki batas dengan Laut Sulawesi di serpihan utara, memiliki batas dengan Desa Monggupo dan Pinotoyonga di penggalan selatan, berbatasan dengan Sungai Andagile di bab timur, yang menjadi tapal batas dengan Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara atau sekitar 100 kilometer dari Kota Gorontalo.

Kota Jin merupakan tumpukan kerikil yang mempunyai goa di dalamnya, atau dalam bahasa setempat disebut Ota lo jin. Ota berarti benteng atau istana, sedangkan lo jin yakni miliknya para jin, sehingga Ota lo jin mempunyai arti benteng atau istananya para jin. 

Farha Daulima dan Hapri Harun dalam bukunya, Mengenal Situs/Benda Cagar Budaya di Provinsi Gorontalo (2007), mengisahkan bahwa  perkampungan Kota Jin semula berbentukdataran yang menyatu dengan lembah suatu pegunungan, dan sebagiannya masih berupa lautan. Pada 1800, ketika lautan itu kering, maka hamparan yang dulunya berbentuklautan bermetamorfosis rawa-rawa yang ditumbuhi semak belukar.

Tahun 1850, mulailah berdatangan orang-orang dari luar tempat untuk membuka ladang dan perkebunan. Kesuburan tanah membuatnya bertambahnya penduduk, sehingga dataran tersebut bermetamorfosis suatu perkampungan.[sumber: Pemandangan Indah]

Dulohupa yakni rumah budbahasa atau rumah tradisional Indonesia yang berasal dari Kelurahan Limba, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo, Provinsi Sulawesi Utara. Penduduk Gorontalo menyebut Dulohupa dengan nama Yiladia Dulohupa Lo Ulipu Hulondhalo. Dulohupa memiliki bentuk rumah panggung dengan tubuh terbuat dari papan dan struktur atapnya bernuansa kawasan Gorontalo. Sebagai lambang dari rumah adat Gorontalo, Dulohupa mempunyai hiasan berbentukpilar-pilar kayu, sedangkan selaku simbol tangga etika atau yang disebut juga dengan Tolitihu, Dulohupa memiliki dua buah tangga yang masing-masing berada di sebelah kanan dan kiri rumah. Saat ini, Dulohupa dilengkapi dengan taman bunga, bangunan tempat pemasaran cendera mata, serta bangunan yang menyimpan kereta kerajaan yang disebut dengan Talanggeda.

Rumah Adat Dulohupa yaitu suatu bangunan balai musyawarah dari saudara kerajaan. Terbuat dari papan dengan bentuk atap khas kawasan tersebut. Pada bagian balakangnya ada anjungan daerah para raja dan kerabat istana beristirahat sambil menyaksikan kegiatan cukup umur istana bermain sepak raga. Saat ini rumah budpekerti tersebut berada di tanah seluas + 500m ² dan dilengkapi dengan taman bunga, bangunan tempat penjualan cenderamata, serta bangunan garasi bendi kerajaan yang berjulukan talanggeda. Pada periode pemerintahan para raja, rumah budpekerti ini dipakai sebagai ruang pengadilan kerajaan. Bangunan ini terletak di Kelurahan Limba, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo.


13. Situs Taman Purbakala Kota Jin

Gorontalo adalah provinsi di Indonesia yang lahir pada tanggal  Bangunan Peninggalan Bersejarah di Provinsi Gorontalo




Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Maluku

Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Maluku

Maluku merupakan suatu provinsi yang meliputi penggalan selatan Kepulauan Maluku, Indonesia. Provinsi ini berbatasan dengan Laut Seram di utara, Samudra Hindia dan Laut Arafura di selatan, Papua di timur, dan Sulawesi di barat. Ibu kota dan kota terbesarnya ialah Ambon. 

daerah bersejarah di maluku, sebutkan 5 benteng bersejarah di maluku, bangunan peninggalan spanyol di indonesia, benteng portugis di maluku, benteng pertahanan belanda di maluku, peninggalan portugis di ternate, apa saja peninggalan sejarah kerajaan ternate, benteng yang ada di ambon

Budaya prasejarah Maluku dimulai oleh budaya Batu Tua. Kebudayaan dilanjutkan oleh kebudayaan Batu Baru dengan budaya bercocok tanam, seiring ditemukannya kapak dan cangkul, yang menjadi dasar kemajuan kebudayaan Maluku sampai ketika ini. Selanjutnya, kebudayaan perunggu dan besi.

Setelah menaklukkan Melaka pada 1511, Portugis di bawah Francisco Serrão mencari Kepulauan Maluku. Serrão yang pada mulanya berlabuh di Ambon berakhir di Ternate selaku sekutunya pada 1512. Sejak itu, Portugis berhasil menanamkan kekuasaannya di Maluku. Portugis membangun beberapa loji dan benteng di Ambon serta Banda di mana terjadi penginjilan dan perkawinan campur di permukiman yang meningkat di sekitarnya.

Belanda pertama kali menginjakaan kakinya di Maluku pada 1599 di bawah pimpinan Wybrand van Warwijck dengan mendatangi Ambon dan Banda. Kedatangan Belanda disusul Inggris yang tiba di bawah pimpinan James Lancaster pada 1601. Mereka membangun loji di Banda. Setahun setelahnya, Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) dibikin.

Daftar Isi:

  1. Army Dock dan Navi Base
  2. Benteng Batu Gong Pillbox
  3. Benteng Amsterdam
  4. Benteng Belgica
  5. Benteng Beverwijk
  6. Benteng Calombo
  7. Benteng Concordia
  8. Benteng De Morgenster
  9. Benteng Duurstede
  10. Benteng Haarlem
  11. Benteng Harderwijk
  12. Benteng Hollandia (Saparuan)
  13. Benteng Hoorn
  14. Benteng Kapahaha
  15. Benteng Kampung Baru
  16. Benteng Kayeli
  17. Benteng Kota (Kijk In Den Pot)
  18. Benteng Lakui
  19. Benteng Nasau
  20. Benteng Nieuw Victoria
  21. Benteng Nieuw Zeelandia
  22. Benteng Hectoria
  23. Benteng Ouw
  24. Benteng Passo / Benteng Middelburg
  25. Benteng Piru
  26. Benteng Revengie
  27. Benteng Seith
  28. Benteng Titaley
  29. Benteng Wantrouw
  30. Museum Tank Amfibi
  31. Museum Trikora
  32. Morotai Wreck
  33. Pulau Zum-Zum
  34. Rumah Pengasingan Bung Hatta
  35. Taman Makam Persemakmuran
  36. Taman Pattimura


1. Army Dock dan Navi Base
Banda Naira]
Benteng Calombo yakni suatu benteng pengawas untuk memantau perairan Lontor yang dibuat oleh Belanda pada simpulan kurun ke-18. Adalah Francois Boekholtz yang kala itu memangku jabatan selaku Gubernur di Kepulauan Banda yang mengawali inisiatif pembangunan benteng di suatu tanjung bagian utara Pulau Gunung Api.

Benteng dengan luas lebih kurang 10 meter persegi tersebut kemudian diberi nama Baterai de Cop. Dikemudian hari Baterai de Cop lebih dikenal oleh Masyarakat Banda dengan nama Fort Calombo.

Baterai de Cop atau Fort Calombo berada di tanjung utara Pulau Gunung Api, desa Nusantara, Kepulauan Banda. Kini, situs Benteng Calombo masih mampu ditemui. Untuk berkunjung ke situs bersejarah Kepulauan Banda ini, Anda mampu menumpangi bahtera dari Pulau Naira.

Kondisi sudah tidak utuh, hanya terdapat sepenggal struktur benteng yang sudah tertutup oleh akar tumbuhan serta bercampur dengan tanah sekitar.


7. Benteng Concordia

Kapahaha yakni sebuah benteng pertahanan leluhur Kota Ambon dan sekitarnya dari serangan Penjajah Belanda. Benteng Kapahaha, Tempat Berlindungnya Para Kapitan Dan Amalesi. Benteng Kapahaha yaitu sebuah benteng pertahanan pada perang Kapahaha yang terjadi sekitar tahun 1637-1646. Letaknya benteng itu kurang lebih 4 KM ke arah utara Pusat Uli Sailessy. Sebelum menjadi Benteng Pertahanan, tempat ini memang sudah dihuni oleh penduduk pribumi semenjak berabad-era.


15. Benteng Kampung Baru

Benteng Kampung Baru atau disebut De Post terletak di desa Kampung Baru Kecamatan Banda Neira, Pulau Neira, Maluku Tengah. Berjarak 122 Meter ke arah timur maritim dari Gereja Nollot. Kondisi benteng ini sudah rusak parah, tidak bisa dilihat bagaimana bentuk dan luasannya, keadaan yang mampu dilihat hanya sisa dari susunan kerikil yang membentuk lingkaran yang diperkirakan sebagai sumur pada di saat benteng tersebut masih berfungsi.
Menurut penduduk sekitar, struktur benteng dahulu masih mampu dijumpai akan namun selama berjalannya waktu struktur tersebut hilang balasan erosi sehingga kini pada pinggir pantai sekarang dibangun talut untuk mengurangi pengikisan. Pada periode kini, masih dapat dilihat beberapa sisa struktur yang berada di dalam air.

Jika dilihat dari letak yang berada di pinggir pantai, maka diperkirakan Benteng De Post dulu di fungsikan sebagai benteng pengintai yang memperhatikan segala aktivitas yang terjadi di selat yang memisahkan Pulau Saparua dengan Pulau Seram.


16. Benteng Kayeli

Benteng Kayeli yaitu suatu Benteng VOC yang berada di di Negeri Kayeli, Kecamatan Waepo, Pulau Buru, Maluku. Untuk menuju ke lokasi benteng ditempuh menggunakan kapal yang menyeberangi Teluk Namlea dengan jarak tempuh selama 20 menit, kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 500 meter dari kawasan sandaran kapal.

Benteng yang dibangun VOC tahun 1785 ini menandai kerajaan Kayeli selaku pusat pemerintahan Belanda di Pulau Buru pada kurun manajemen Provinsi Amboina dengan Gubernurnya Bernadus Van Pleuren.

Sebelum tahun 1919, Kayeli yakni ibu kota Pulau Buru. Kejayaan Kayeli selaku sentra pemerintahan Belanda di Pulau Buru pada era manajemen Provinsi Amboina dengan Gubernurnya Bernadus Van Pleuren, di sana ditandai dengan berdirinya sebuah benteng yang dibangun pada tahun 1785. 

Pada tahun 1919, tamat banjir bandang, Belanda memindahkan pusat pemerintahan ke Namlea. Pada era penjajahan Belanda, Kayeli dipimpin oleh raja-raja bermarga Wael.


17. Benteng Kota (Kijk In Den Pot)

Nama orisinil benteng ini Kijk In Den Pot, dibangun oleh Van der Vliet tahun 1664 untuk memantau dan mengintai lalu lintas kapal di sekeliling Gunung Api dan Pulau Banda Besar. Berada sempurna di Gunung Api di sisi barat. Tahun 1683 benteng ini mengalami kerusakan berat akhir gempa bumi dan dibangun ulang dalam bentuk setengah lingkaran. Tahun 1762 direstorasi lagi oleh Gideon Dulez. Karena dipandang tidak mencukupi maka pada tahun 1769 sebuah meriam dipindah ke Fort Hollandia, menyadari pentingnya keberadaan meriam di benteng ini, maka beberapa meriam ditempatkan kembali di benteng ini pada tahun 1780. Kondisi bangunan sudah rusak parah dan dinding ditumbuhi oleh tanaman berbatang keras dan semak belukar. Dari observasi lapangan dihasilkan gambar benteng yang berupa busur dengan bagian lengkung menghadap maritim (barat daya). Pada bab lengkung busur terdapat lubang meriam sejumlah 13 buah dengan ukuran 140 cm di bagian dalam dan 235 cm di bagian luar.

Di dinding garis lurus busur (timur bahari) terdapat pintu masuk. Di bab timur maritim ini diharapkan pengkajian lebih dalam alasannya didapatkan struktur pondasi yang mengarah ke luar (timur bahari).  Hal ini juga diperkuat dengan adanya lobang-lobang bekas kayu di dinding sebelah utara pintu masuk. Untuk menuju benteng ini, dari pantai terdapat reruntuhan anak tangga yang menurut info merupakan bagian dari bangunan tersebut.

Pada tamat masa ke-18, Gubernur Francois Boekholtz membangun beberapa pertahanan kecil yang Batavia, Sibergsburg dan De Kop. Berdasarkan daftar register, terdapat 2 (dua) buah batterij di Pulau Gunung Api, yaitu Batterij Batavia dan Batterij Siebensburg. Pada saat tim melakukan pendataan di lapangan, hanya memperoleh satu buah batterij. Namun, menurut foto yang dibentuk Belanda, maka bangunan yang diinventarisasi oleh Tim ialah Benteng De Koop. Bangunan berupa persegi ini dalam keadaan yang rusak parah. [sumber: Mohammad Hatta menjalani sanksi pengasingan selaku tahanan politik selama 6 tahun (1936 - 1942). Beliau bareng dengan tokoh nasional lain berjulukan Sutan Sjahrir juga diasingkan bersahabat rumah pengasingan Bung Hatta yang kini dikenal selaku Rumah Pengasingan Bung Sjahrir. Untuk mengingat jasa besar mereka berdua, pulau Pisang diganti namanya menjadi Pulau Sjahrir sementara pulau yang terletak di tenggara Pulau Banda dinamai menjadi Pulau Hatta.

Pada tahun 2008, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) memutuskan bangunan Rumah Pengasingan Bung Hatta selaku Cagar Budaya dari provinsi Maluku dengan SK Menteri Nomor PM.31/PW.007/MKP/2008. Sampai dikala ini, bangunan bercat putih yang berlokasi di jalan dr. Rehatta di tempat Nusantara ini sudah menjadi museum sebagai objek wisata sejarah utama di Banda Neira.

Rumah utama dari rumah pengasingan ini memiliki suatu selasar depan seluas 29,25 m² dan selasar belakang seluas 42,25 m², suatu ruang tamu seluas 36 m², sebuah ruang makan seluas 17,6 m², dan tiga ruang tidur yang masing-masing luas berisikan 22,5 m², 19,8 m², dan 19,8 m². Atap bangunan ini masih berbentukatap seng berupa perisai kuda-kuda dari kayu dengan plafon berbentukpapan kayu yang ditahan oleh balok kayu. Lantai bangunan ini masih berupa ubin terakota berwarna merah bata dengan ukuran bermacam-macam. Di bangunan inilah terdapat barang-barang peninggalan Bung Hatta seperti, kacamata, meja kerja, mesin tik, dingklik santai, dan lemari berisi sepatu dan busana Beliau.

Bangunan ini mempunyai atap seng berupa perisai kuda-kuda dari kayu dengan plafon berupa papan kayu yang ditahan oleh balok kayu. Lantainya masih sama dengan lantai rumah utama yaitu berupa ubin terakota berwarna merah bata dengan ukuran bermacam-macam. Dua ruangan depan lantainya terbuat dari watu alam berwarna bubuk-debu sedangkan dua ruangan belakang lantainya yang dibikin dari semen polos berwarna bubuk-bubuk.

Di bangunan inilah Bung Hatta dan Bung Sjahrir membuka sekolah sore bagi belum cukup umur di Banda Neira. Untuk pecahan bangunan sama persis seperti rumah utama tetapi yang membedakan ialah adanya gugusan bangku dan papan tulis sebagai daerah mengajar serta tempayan besar berisi air untuk minum.


35. Taman Makam Persemakmuran
Thomas Matulessy yang mempunyai gelar Kapitan atau panglima perang, untuk menggantikan patung lama yang telah dipindahkan pada tempat sekitar Museum Siwalima.

Patung gres ini yang dibikin dari materi perunggu dan mempunyai setinggi sekitar tujuh meter serta memilki berat sekitar kurang lebih empat ton. Patung ini dibuat oleh seorang pematung yang berjulukan Risdian Rachmadi dan patung dilaksanakan di kota Bandung. Monumen yang satu ini memang sengaja dibentuk untuk mengenang tanggal 15 Mei 1817 yang juga ialah awal awalnya perlawanan satria Pattimura dikala melawan bangsa Belanda.

Di tempat ini juga ada jenazah Pattimura yang ditaruh setelah dihukum dengan cara digantung pada tahun 1817. Untuk menemukan taman yang satu ini memanglah tidak sulit alasannya taman ini letaknya cuma diapit oleh Kantor Walikota Ambon, dan juga Gereja Nasrani Protestan Maranatha, serta Gong Perdamaian Dunia di sekitar persimpangan Slamet Riyadi, pada Jalan Imam Bonjol dan juga Jalan Pattimura.

D dalam Taman Pattimura ini juga terdapat miniature gitar dan speaker untuk mengumandangkan lagu-lagu, juga terdapat air mancur menari dengan warna yang berubah-ganti sesuai irama lagu.

Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Maluku Utara

Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Maluku Utara

Maluku Utara (disingkat Malut) merupakan salah satu provinsi di Indonesia. Maluku Utara resmi terbentuk pada tanggal 4 Oktober 1999, lewat UU RI Nomor 46 Tahun 1999 dan UU RI Nomor 6 Tahun 2003. Sebelum resmi menjadi suatu provinsi, Maluku Utara merupakan cuilan dari Provinsi Maluku, merupakan Kabupaten Maluku Utara dan Kabupaten Halmahera Tengah.

Pada awal pendiriannya, Provinsi Maluku Utara beribu kota di Ternate yang berlokasi di kaki Gunung Gamalama, selama 11 tahun. Tepatnya hingga dengan 4 Agustus 2010, sesudah 11 tahun kurun transisi dan antisipasi infrastruktur, ibu kota Provinsi Maluku Utara dipindahkan ke kelurahan Sofifi, Kecamatan Oba Utara, Kota Tidore Kepulauan yang terletak di Pulau Halmahera yang merupakan pulau terbesarnya.

Daerah ini pada mulanya yaitu bekas wilayah empat kerajaan Islam paling besar di kepingan timur Nusantara yang diketahui dengan istilah Kesultanan Moloku Kie Raha (Kesultanan Empat Gunung di Maluku), sultan Ternate ke-7 Kolano Cili Aiya atau disebut juga Kolano Sida Arif Malamo (1322-1331) mengundang raja–raja Maluku lainnya untuk berdamai dan bermusyawarah membentuk persekutuan. Persekutuan ini lalu dimengerti selaku Persekutan Moti atau Motir Verbond.

Portugis merupakan bangsa eropa pertama yang datang ke Kepulauan Maluku yakni di banda pada tahun 1511, dan hingga di Ternate pada masa pemerintahan Sultan Bayanullah tahun 1512 dibawah pimpinan Francisco Serrão. Mereka membangun suatu benteng di Ternate pada tahun 1522 dan selesai pada tahun 1523. Benteng ini ialah benteng kolonial pertama di Kepulauan Maluku yang diberi nama São João Batista (Benteng Kastela).

Spanyol tiba di Tidore pada tanggal 6 November 1521 dipimpin oleh Juan Sebastián Elcano dengan kapal Trinidad dan Victoria. Kedatangan Spanyol disambut oleh Sultan Tidore pada saat itu Sultan Al-Mansur.

Kekaisaran Jepang menginvasi Maluku pada permulaan tahun 1942 selaku bab dari Kampanye Perang Dunia II Hindia-Belanda, mengusir Belanda dari daerah tersebut. Halmahera menjadi situs pangkalan angkatan bahari Jepang di Teluk Kao. 2 tahun kemudian, pasukan AS dan sekutu mereka melancarkan Pertempuran Morotai pada tahun 1944.

Daftar isi:

  1. Air Kaca
  2. Benteng De Verwacthing
  3. Benteng Kalamata
  4. Benteng Kastela
  5. Benteng Kota Janji
  6. Benteng Oranye
  7. Benteng Tahula
  8. Benteng Tolukko
  9. Benteng Tore
  10. Kedaton Sultan Bacan
  11. Kedaton Sultan Ternate
  12. Landasan Pitu
  13. Makam Sultan Babullah
  14. Masjid Sultan Bacan
  15. Masjid Sultan Ternate
  16. Masjid Wapeue
  17. Museum Perang Dunia II
  18. Monumen Teuro Nakamura


1. Air Kaca

 adalah salah satu provinsi di Indonesia Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Maluku Utara

Air Kaca merupakan suatu daerah wisata alam dan bersejarah yang berada di Pulau Morotai, Maluku Utara. Lokasinya berada di desa Wamama, Morotai Selatan. Sekitar 1 km dari bandara Pitu dan hanya sekitar 10 menit dari pusat kota Daruba mengunakan motor atau mobil.

Air Kaca ini merupakan suatu sungai yang terdapat di dalam sebuah gua atau bisa dikatakan sungai bawah tanah yang airnya muncul ke permukaan. Sungai ini mengalir ke pantai Transmerter yang lokasinya tak jauh dari Air Kaca, berjarak kira-kira 100 meter. 

Meski tak jauh dari maritim, air di tempat ini ialah air tawar. Karena kejernihannya, warga sekitar menamakan tempat ini selaku Air Kaca. Airnya sendiri memang sangat jernih sehingga tampakbiru karena warna dari dasar sungai (gua). 

Dulu Air Kaca yakni kawasan mandi dan beristirahat bagi General Douglas McArthur, seorang jenderal dari ihwal sekutu Amerika Serikat ketika Perang Dunia II. Di masa tersebut, tempat ini pernah tak terjamah oleh warga setempat, maklum saja di saat itu Air Kaca sering digunakan oleh sang jenderal dan para perwira Sekutu untuk membersihkan diri.  

Kejernihan Air Kaca tak cuma digunakan untuk berseka. Air Kaca juga menjadi sumber air minum bagi serdadu Sekutu yang berdiam di Pulau Morotai.


2. Benteng De Verwacthing
 adalah salah satu provinsi di Indonesia Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Maluku Utara
Benteng De Verwachting
Benteng De Verwachting ialah sebuah benteng peninggalan Belanda yang terletak di sentra Kota Sanana Kabupaten Kepulauan Sula Propinsi Maluku Utara.Benteng ini dibangun  di kepulauan Sula pada tahun 1623 dengan nama Het Klaverblad. Dalam catatan lain bertanggal 24 Desember 1736 disebutkan bahwa pada era pemerintahan Iskandar Zoelkarnaen Benteng Het Klaverblad diperbaharui dan kemudian diberi nama De Verwachting.


3. Benteng Kalamata
 adalah salah satu provinsi di Indonesia Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Maluku Utara
Benteng Kalamata
Benteng Kalamata yaitu benteng yang dibangun oleh Portugis pada tahun 1540. Benteng Kalamata disebut juga Benteng Kayu Merah. Disebut Benteng Kayu Merah alasannya ialah berada kelurahan Kayu Merah, Kota Ternate Selatan. Awalnya benteng ini bernama Santa Lucia, namun kemudian populer dengan Benteng Kalamata. Kalamata sendiri berasal dari nama Pengeran Kalamata, yakni adik dari Sultan Ternate Madarsyah.

Benteng Kalamata pertama kali dibangun oleh Portugis (Fransisco Serao) pada tahun 1540 untuk menghadapi serangan Spanyol dari Rum, Tidore. Kemudian, benteng ini dipugar oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Pieter Both, pada tahun 1609. Benteng Kalamata diduduki oleh Spanyol pada tahun 1625 sesudah dikosongkan Geen Huigen Schapen (Portugis). Setelah ditinggal Spanyol, benteng ini diduduki oleh Belanda. Kemudian benteng ini diperbaiki oleh Mayor Lutzow pada tahun 1799. Benteng Kalamata dipugar oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 1994 dan didirikan purna pugarnya pada tahun 1997. Pada tahun 2005, pemkot Ternate merenovasi benteng ini dengan menambahkan halaman dan rumah untuk penjaga benteng.

Benteng Kalamata didesain menyerupai empat penjuru mata angin yang mempunyai empat bastion berujung runcing dan mempunyai lubang bidik. Benteng Kalamata berada di garis pantai dan penggalan belakang benteng tampakpulau Tidore dan Maitara. [Wikipedia]


4. Benteng Kastela
 adalah salah satu provinsi di Indonesia Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Maluku Utara
Benteng Kastela
Benteng Kastela adalah suatu reruntuhan benteng yang terletak di pesisir barat daya Ternate. Benteng ini terkenal selaku benteng kolonial pertama yang dibangun di Kepulauan Maluku, Indonesia. Dibangun oleh Portugis pada tahun 1522, benteng ini juga disebut dalam bahasa yang berbeda mirip São João Batista (Bahasa Portugis), Ciudad del Rosario (Bahasa Spanyol) atau Gammalamma (Bahasa Ternate dan Belanda). Benteng ini lebih dimengerti oleh penduduk setempat dikala ini selaku Kastella/Kastela.

Dalam perjalanan sejarahnya, Benteng Kastela berulang kali menjadi saksi bisu dari insiden penting yang melibatkan Kesultanan Ternate dengan bangsa Portugis. Salah satunya merupakan, perjuangan rakyat Ternate yang dipimpin oleh Sultan Baabullah dalam melawan dan menghalau bangsa Portugis. Setelah peperangan yang berjalan selama kurang lebih lima tahun, balasannya Portugis sukses diusir dari Ternate pada tahun 1575. Benteng Kastela kemudian diduduki dan dikuasai oleh Kesultanan Ternate.


5. Benteng Kota Janji
 adalah salah satu provinsi di Indonesia Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Maluku Utara
Benteng Kota Janji [Kemdikbud]
Benteng Kota Janji merupakan sebuah benteng Portugis yang terletak di Jalan Ngade, Dusun Laguna, Desa Fitu, Kecamatan Ternate Selatan, Ternate, Provinsi Maluku Utara, letaknya berada di pinggir jalan utama menuju Kota Ternate dari arah selatan. Benteng yang bangun dengan kuat di atas ketinggian 50 meter dari permukaan laut ini dibangun pada masa penjajahan Portugis. Benteng ini dibangun oleh Gubernur Portugis Antonio de Brito pada tahun 1522.

Dinamakan Benteng Kota Janji lantaran menjadi saksi bisu perjanjian tenang Sultan Khairun dan Gubernur Portugis. Tetapi Portugis ingkar dan mencabut nyawa sultan di Benteng Kastela. Maka dari itu, Benteng Kota Janji masih akrab kaitannya dengan Benteng Kastela.

Pada tahun 2004, benteng ini pernah direhabilitasi tetapi hanya sekadar menyelamatkan daerah cagar budaya dengan mempercantik kawasan sekitar Benteng dengan menciptakan taman serta dibangun pula pagar yang mengelilingi benteng. Tetapi bentuk bergotong-royong dari benteng sudah tidak terlihat lagi.


6. Benteng Oranye
 adalah salah satu provinsi di Indonesia Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Maluku Utara
Benteng Oranje / Oranye
Benteng Oranye terletak di Ternate dibangun oleh Belanda pada tahun 1607 dan juga berfungsi sebagai markas besar VOC hingga tahun 1619 sebelum kantor pusat VOC dipindahkan di Batavia. Benteng ini juga berfungsi selaku kediaman Gubernur Belanda di Ternate.

Benteng Oranje yaitu benteng peninggalan Belanda tang terletak di Pulau Ternate. Benteng Oranje diresmikan pada tanggal 26 Mei 1607 oleh Cornelis Matclief de Jonge dan diberi nama Benteng Oranje oleh Francois Wiltlentt pada tahun 1609 pada kurun Pemerintahan Sultan Mudaffar. 

Benteng oranje ini semula berasal dari bekas sebuah benteng renta yang dibangun oleh Bangsa Portugis dan dihuni oleh orang Melayu sehingga dberi nama Benteng Melayu. Terletak di pusat Kota Ternate tepatnya di Kelurahan Gamalama yang beralamat di Jalan Hasan Boesoeri, Ternate Tengah, Ternate, Maluku Utara. Dengan letak yang strategis tersebut menimbulkan benteng ini makin gampang untuk dikunjungi para turis.

Kini Benteng Oranje telah beralih fungsi menjadi lokasi rekreasi benteng di Ternate. Dulu yang lokasinya berada tepat disamping maritim kini sudah berada di tengah kota sebab adanya reklamasi dan kepingan depan benteng ini dibuat taman kota serta lokasi pertokoan.


7. Benteng Tahula

 adalah salah satu provinsi di Indonesia Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Maluku Utara

Benteng Tahula terletak di Soa Sio Kota Tidore Dan Kepulauan Propinsi Maluku Utara. Menurut Ramerini (2012), Benteng Tahula ialah benteng utama Bangsa Spanyol di Pulau Tidore. Pembangunan benteng ini berjalan berjalan lambat dari 1610 sampai 1615, selain lokasi benteng di atas bukit yang menyulitkan dalam pengangkutan material, juga sering terjadi gangguan dari rakyat Tidore selama proses pembangunannya. Benteng ini ditinggalkan Spanyol antara tahun 1661 – 1662, dan kemudian diduduki oleh Sultan Tidore.

Untuk meraih lokasi benteng kita harus menaiki tangga yang cukup tinggi, sebanyak 100-an lebih anak tangga. Ada beberapa anak tangga yang terlalu berjarak sehingga perlu kehati-hatian terutama ketika turunnya.


8. Benteng Tolukko

 adalah salah satu provinsi di Indonesia Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Maluku Utara

Benteng Tolukko terletak di Ternate, Maluku Utara, di bangun oleh Portugis pada tahun 1540 dan kemudian diperbaiki oleh Belanda pada tahun 1610 dan terakhir oleh pemerintah Indonesia. Benteng Tolukko yakni benteng peninggalan Portugis yang berada di Kelurahan Sangadji, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, Indonesia. Benteng Tolukko dibangun oleh seorang panglima Portugis yang berjulukan Fransisco Serao, pada tahun 1540. Benteng ini dibangun Portugis sebagai pertahanannya dalam menguasai cengkih dan juga menguasai dominasinya di antara bangsa Eropa yang lain. Benteng ini diambil alih oleh Belanda pada tahun 1610 dan direnovasi oleh Pieter Both. Pada tahun 1864, oleh Residen P. van der Crab, benteng Tolukko dikosongkan alasannya ialah sebagian bangunannya telah rusak. Pemerintah Republik Indonesia memugar benteng ini pada tahun 1996-1997.

Dahulu benteng Tolukko dimengerti dengan nama Benteng Hollandia. Benteng Tolukko dibangun di atas fondasi batuan beku. Benteng ini terbentuk dari tiga buah bastion, ruang bawah tanah, halaman dalam, lorong serta bangunan utama berupa egi empat. Konstruksi bangunannya yang dibuat dari gabungan watu kali, kerikil karang, potongan watu bata yang direkat oleh adonan kapur serta pasir.

9. Benteng Tore

 adalah salah satu provinsi di Indonesia Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Maluku Utara

Benteng Torre terletak di Soa Sio Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara. Benteng ini dibangun tahun 1578 oleh Portugis atas perintah Sancho de Vasconcelos yang mendapatkan ijin dari Sultan Gapi Baguna tanggal 6 Januari 1578. Nama benteng “Torre” kemungkinan berafiliasi dengan nama Kapten Portugis pada ketika itu yakni Hernando De La Torre.

Benteng ini dipakai untuk menyaksikan kapal-kapal yang hendak menyerang markas Portugis pada waktu itu alasannya adalah letaknya berdekatan dengan Kedaton Kie Kerajaan Tidore. Benteng ini juga merupakan saksi kejayaan Kerajaan Tidore pada dikala itu. Pulau Tidore merupakan salah satu pulau penghasil rempah-rempah pada beberapa periode kemudian.

Untuk menuju Benteng Tore, pengunjung mesti menuju Ternate apalagi dulu pastinya. Sebab Tidore belum memiliki bandara sendiri. Dari Bandara Sultan Baabullah, Ternate, menuju ke Pelabuhan Rum pulau Tidore menggunakan speedboat maupun kapal Ferry. Dan sesampainya di Pelabuhan Rum, disambung dengan Becak Motor atau Mikrolet menuju Benteng Torre.


10. Kedaton Sultan Bacan

 adalah salah satu provinsi di Indonesia Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Maluku Utara

Kedaton Sultan Bacan ialah suatu bangunan yang terletak di tengah Kota Labuha, tepatnya di Jl. Oesman Syah, Amasing Kota Bar., Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara. Dulu, Kedaton ini mulanya merupakan kediaman sultan Muksin Syah. Kediaman sultan ini dipakai selaku kedaton dikarenakan kedaton sebelumnya hancur akhir perang dunia II. 

Pada tahun 2003 Kedaton ini sempat direnovasi dengan mengubah belahan atap rumahnya. Warna kuning yang mendominasi kedaton ini melambangkan kesultanan.

Kedaton ini juga menjadi tempat untuk menyimpan barang-barang peninggalan yang masih bisa diselamatkan dari kedaton aslinya yang hancur terbakar selama Perang dunia II. Benda peninggalan tersebut antara lain mahkota, keris, beserta payung. Mahkota yang disebut Lakare ini terbuat dari kain beludru dengan hiasan watu-kerikil mulia asli. Mahkota ini merupakan pesona yang sungguh besar bagi hadirin kedaton ini.


11. Kedaton Sultan Ternate

 adalah salah satu provinsi di Indonesia Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Maluku Utara

Kedaton Sultan Ternate ialah bangunan peninggalan Kesultanan Ternate yang berada di bukit Limau, jalan Sultan Khairun, Kelurahan Sao-sio, Ternate Utara, Ternate, Maluku Utara, Indonesia.

Kedaton Sultan Ternate dibangun pada 24 November 1813 oleh Sultan Muhammad Ali dengan luas bangunan 1500 meter kuadrat di tanah seluas 1,5 hektar. Museum ini dibangun oleh seorang arsitektur dari Tiongkok. Sejak tahun 1981, pengelolaan bangunan diserahkan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, walaupun dalam kesehariannya masih dipakai selaku kediaman sultan.

Kini Kedaton Sultan Ternate menjadi sebuah Museum dengan nama Museum Kedaton Sultan Ternate yang didirikan oleh Menteri Kebudayaan pada tahun 1982.

Museum Kedaton Sultan Ternate berbentuk sisi delapan yang mirip seekor singa yang sedang duduk dengan kedua kaki depannya menghadap ke maritim dan gunung Gamalama selaku latar belakangnya. Museum ini mempunyai koleksi benda geologi, etnografi, arkeologi, sejarah, numismatik, filologi, teknologi, seni rupa, dan keramik.

Di museum ini terdapat peninggalan Kesultanan Ternate dan Eropa. Peninggalan kesutanan ternate misalnya berbentukmahkota, singgasana yang berwarna emas, perlengkapan perang, perlengkapan upacara etika dan upacara kesultanan dan Al-Alquran tulisan tangan. Mahota peninggalan Kesultanan Ternate tersebut memiliki rambut yang tumbuh setiap dikala mirip rambut insan. Untuk memangkas rambut yang berkembang tersebut, diadakan upacara ritual istampa setiap hari raya Idul Adha. Mahkota tersebut diperkirakan sudah berumur 500 tahun semenjak sultan Ternate yang pertama berkuasa.


12. Landasan Pitu

 adalah salah satu provinsi di Indonesia Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Maluku Utara

Pulau Morotai merupakan pulau kecil terpencil di Provinsi Maluku Utara. Meski kecil, hanya seluas 1.800 kilometer persegi. dari Pulau inilah Jepang dilumpuhkan pasukan Sekutu. Pulau Morotai mempunyai tugas penting dalam sejarah Perang Dunia II. Di sana terdapat tujuh landasan pesawat, Pitu Street, sebagai saksi sejarah yang digunakan Amerika Serikat untuk pendaratan pesawat tempur.

Landasan Pitu merupakan sebuah Landasan pesawat peninggalan Tentara Jepang yang dibangun pada tanggal 17 Oktober 1944. Terdapat 7 landasan terbang di tempat ini, tetapi salah satunya telah dioperasionalkan selaku Bandara Udara Pitu Pulau Morotai. Landasan Pitu berada di Wawama yang berdekatan dengan Kota Daruba.


13. Makam Sultan Babullah

 adalah salah satu provinsi di Indonesia Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Maluku Utara

Makam Sultan Babullah yang berada di Kelurahan Foramadiahi, Kecamatan Ternate Pulau, Ternate, Maluku Utara.

Sultan Baabullah (10 Februari 1528 (?) – Juli 1583) atau Babullah, juga dimengerti selaku Baab atau Babu dalam sumber Eropa, merupakan sultan ke-7 dan penguasa ke-24 Kesultanan Ternate di maluku utara yang memerintah antara tahun 1570 dan 1583. Ia dianggap selaku Sultan teragung dalam sejarah Ternate dan Maluku alasannya adalah keberhasilannya mengusir penjajah Portugis dari Ternate dan menenteng kesultanan tersebut terhadap puncak kejayaannya di final periode ke-16. Sultan Baabullah juga dimengerti dengan gelar "Penguasa 72 Pulau", menurut wilayah kekuasaannya di Indonesia timur, yang meliputi sebagian besar Kepulauan Maluku, Sangihe dan sebagian dari Sulawesi. Pengaruh Ternate pada kala kepemimpinannya bahkan bisa menjangkau Solor (Lamaholot), Bima (Sumbawa bab timur), Mindanao, dan Raja Ampat. Peran Maluku dalam jaringan niaga Asia berkembangsecara signifikan lantaran perdagangan bebas hasil rempah dan hutan Maluku pada kurun pemerintahannya.

Sultan Baabullah mangkat pada bulan Juli tahun 1583. Terdapat versi yang berlawanan-beda wacana penyebab dan tempat kematiannya. Menurut suatu riwayat meragukan yang muncul jauh di kemudian hari (catatan François Valentijn, 1724), ia diperangkap oleh Portugis dalam kapal mereka dan dibawa ke Goa, tetapi meninggal di perjalanan. Riwayat-riwayat yang lain menyatakan bahwa ia dibunuh ketika berada di kediamannya, entah lewat racun atau sihir.

14. Masjid Sultan Bacan

Masjid Sultan Bacan dibangun dikala Kesultanan Bacan dipegang oleh Sultan Usman Syah tamat kurun 18. Dia membangun sekembalinya dari berguru dengan Syeh Soleman Asyamadani, seorang ulama asal Jawa yang dibuang ke Ambon.

Masjid Kesultanan Bacan merupakan bab dari Kedaton Kesultanan Bacan yang dipakai selaku sentra ibadah dan pusat kebudayaan Islam di Pulau Bacan. Masjid ini terletak di Kelurahan Amasing Kota RT.03 RW.07, Kecamatan Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Masjid ini berada di tengah-tengah pemukiman yang terdapat di Kota Labuha. Kurang lebih 100 m ke arah barat dari Kedaton Sultan Bacan.

Ada beberapa pertimbangan penanggalan Masehi pendirian Masjid Kesultanan Bacan. Ada yang menyampaikan bahwa masjid ini diresmikan semasa pemerintahan Sultan Usman Syah pada tamat periode 18 sehabis sultan mencar ilmu terhadap Syekh Sulaiman As Samadani, seorang ulama asal Jawa yang diasingkan ke Ambon. Sedangkan, pada Direktori Masjid Bersejarah (2008) disebutkan bahwa masjid ini dibangun sekitar tahun 1901 yang diarsiteki oleh Cronik van Hendrik, seorang arsitek dari Jerman, pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Sadek.

Terlepas dari perbedaan itu, masyarakat Labuha meyakini bahwa masjid tersebut telah berumur ratusan tahun. Masjid berdenah persegi ini mempunyai atap limasan bersusun dua yang berdiri di atas lahan seluas 6.020 m². Pada kubah limas paling atas terdapat kaligrafi di setiap sisinya. Pada salah satu terasnya, terdapat suatu bedug bercat hijau yang memiliki diameter 1 m dengan panjang 1,5 m, sedangkan pada bab belakang masjid terdapat kompleks pemakaman kuno keluarga serta saudara dari Kesultanan Bacan.

Masjid Kesultanan Bacan ini tidak dikelilingi pagar, akan tetapi dekat masjid dari tiga arah susukan ke lingkungan masjid tersebut terdapat pintu gapura beratap gua susun sebagai gerbang menuju lingkungan masjid tersebut.


15. Masjid Sultan Ternate

 adalah salah satu provinsi di Indonesia Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Maluku Utara
Masjid Sultan Ternate (Sigi Lamo) merupakan sebuah masjid yang terletak di tempat Jalan Sultan Khairun, Kelurahan Soa Sio, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara. Masjid ini menjadi bukti keberadaan Kesultanan Islam pertama di wilayah timur Nusantara ini. Kesultanan Ternate mulai menganut Islam semenjak raja ke-18, yaitu Kolano Marhum yang bertahta sekitar 1465-1486 M. Pengganti Kolano Marhum ialah puteranya, Zainal Abidin (1486-1500), yang makin memantapkan Ternate selaku Kesultanan Islam dengan mengganti gelar Kolano menjadi Sultan, memutuskan Islam selaku agama resmi kerajaan, memberlakukan syariat Islam, serta membentuk forum kerajaan sesuai aturan Islam dengan melibatkan para ulama.

Masjid Sultan Ternate letaknya sekitar 100 meter dari Kedaton. Pembangunannya di mulai pada tahun 1606 dikala berkuasanya Sultan Saidi Barakati dan kemudian dilanjutkan oleh Sultan Musafar dan dirampungkan oleh Sultan Hamzah pada tahun 1648 dengan komposisi materi yan yang dibuat dari susunan batu.


16. Masjid Wapeue

 adalah salah satu provinsi di Indonesia Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Maluku Utara
Masjid Tua Wapauwe adalah masjid yang sungguh bersejarah dan merupakan masjid tertua di Maluku. Umurnya meraih tujuh kurun. Masjid ini dibangun pada tahun 1414 Masehi oleh Perdana Jamillu. Masjid yang dikala ini masih bangun dengan kokohnya, menjadi bukti sejarah Islam di Maluku pada kurun lampau.

Mulanya Masjid ini berjulukan Masjid Wawane alasannya dibangun di Lereng Gunung Wawane oleh Pernada Jamilu, keturunan Kesultanan Islam Jailolo dari Moloku Kie Raha (Maluku Utara). Kedatangan Perdana Jamilu ke tanah Hitu sekitar tahun 1400 M, merupakan untuk menyebarkan ajaran Islam pada lima negeri di sekeliling pegunungan Wawane yakni Assen, Wawane, Atetu, Tehala dan Nukuhaly, yang sebelumnya sudah dibawa oleh mubaligh dari negeri Arab.

Hal yang lain yang bernilai sejarah dari masjid tersebut yaitu tersimpan dengan baiknya Mushaf Quran yang konon tergolong tertua di Indonesia. Yang tertua yaitu Mushaf Imam Muhammad Arikulapessy yang simpulan ditulis (tangan) pada tahun 1550 dan tanpa iluminasi (hiasan pinggir). Sedangkan Mushaf yang lain ialah Mushaf Nur Cahya yang simpulan ditulis pada tahun 1590, dan juga tanpa iluminasi serta ditulis tangan pada kertas produk Eropa.

Imam Muhammad Arikulapessy yakni imam pertama Masjid Wapauwe. Sedangkan Nur Cahya yakni cucu Imam Muhammad Arikulapessy. Mushaf hasil kedua orang ini pernah dipamerkan di Festival Istiqlal di Jakarta, tahun 1991 dan 1995.

Selain Alquran, karya Nur Cahya yang lain yakni: Kitab Barzanzi atau syair puji-kebanggaan terhadap Nabi Muhammad SAW, sekumpulan naskah khotbah mirip Naskah Khutbah Jumat Pertama Ramadhan 1661 M, Kalender Islam tahun 1407 M, suatu falaqiah (peninggalan) serta manuskrip Islam lain yang sudah berumur ratusan tahun.


17. Museum Perang Dunia II

 adalah salah satu provinsi di Indonesia Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Maluku Utara
Museum Perang Dunia II berada di Pulau Morotai, Maluku Utara. Lokasi Museum Perang Dunia II ini berada di segi Bandara Pitu ke arah laut dan bergabung dengan Museum Trikora. Letaknya dari Darubah/sentra kota sekitar 5-10 menit dengan kendaraan langsung atau transportasi biasa (bentor).

Museum ini merupakan saksi dahsyatnya Perang Dunia II pada ketika itu. Barang-barang peninggalan di dalam museum ini menjadi salah satu bukti paling otentik yang dimiliki di Morotai. Morotai merupakan basis pangkalan perang pasukan Sekutu dikala Perang Dunia II terjadi. Bagian dalam museum ini terdapat peralatan perang yang pernah dipakai pasukan Sekutu dan Jepang ketika perang pada tahun 1944-1945. Bahkan sebagian perlengkapan tersebut merupakan hasil restorasi dari perlengkapan yang diangkat dari perairan Morotai. Terdapat juga salah satu pakaian yang dipajang adalah otentik milik Jenderal Mc Arthur. Bagian luar museum terdapat tank peninggalan PerangDunia II yang bangun dengan gagah.


18. Monumen Teuro Nakamura

 adalah salah satu provinsi di Indonesia Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Maluku Utara
Monumen Teuro Nakamura yakni suatu monumen yang berada di Desa Deheglia, Morotai bangkit, dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara. Teruo Nakamura, lahir di Taiwan di bawah pemerintahan Jepang, 8 Oktober 1919 – meninggal di Taiwan, Republik Tiongkok, 15 Juni 1979 pada umur 59 tahun. Ia ialah tentara dua Angkatan Darat Kekaisaran Jepang kelahiran Taiwan yang bertempur demi Jepang di dalam Perang Dunia II dan gres mengalah pada tahun 1974 di Pulau Morotai, Indonesia. Ia ialah salah satu dari sekian banyak Tentara Jepang yang menolak mengalah sehabis berakhirnya Perang Dunia II dan juga yang dikonfirmasi selaku yang terakhir.

Nakamura terlahir dengan Attun Palalin, sementarar Media Taiwan menyebutnya dengan nama Lee Guang-Hui 李光輝, suatu nama yang gres beliau ketahui sehabis ia direpatriasi pada tahun 1975.
Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Papua

Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Papua

Papua yakni provinsi yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bab paling timur tempat Papua milik Indonesia. Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini. Provinsi Papua sebelumnya berjulukan Irian Jaya yang meliputi seluruh wilayah Pulau Papua. Sejak tahun 2003 dibagi menjadi dua provinsi, dengan bab timur tetap memakai nama Papua sedangkan pecahan baratnya menggunakan nama Papua Barat (Pabar). Provinsi Papua mempunyai luas 316.553,07 km2 dan merupakan provinsi terbesar dan paling luas pertama di Indonesia.

Sudah semenjak lama kawasan Papua sering disinggahi para penjelajah gila, beberapa ia antara mereka berniaga untuk mendapatkan rempah-rempah orisinil Papua. Bangsa Tiongkok berniaga ke Papua sekitar final tahun 500 M, oleh bangsa Tiongkok Papua  diberi nama Tungki. 

Melihat keberhasilan pedangang asal China, di awal tahun 700 M, pedagang Persia dan Gujarat mulai berdatangan ke Papua, juga tergolong penjualdari India. Tujuan mereka untuk mencari rempah-rempah. Para pedagang ini sebut nama Papua dengan Dwi Panta dan Samudranta, yang artinya Ujung Samudra dan Ujung Lautan.

Pada kala ke-14, kepulauan Papua dikuasai oleh Kerajaan Tidore, dan baru pada kala ke-16, Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore mempunyai daerah dari Sulawesi dan Papua. Nama Papua sendiri berasal dari kata Papa-Ua, yakni penamaannya oleh Kerajaan Tidore, dimana dalam bahasa Tidore, itu memiliki arti tidak bergabung atau tidak bersatu, yang artinya di pulau ini tidak ada raja yang memerintah.

Semakin dikenalnya negeri Papua oleh orang luar menciptakan masuknya para penjualdari Eropa ke Nusantara yang mengakibatkan permulaan kolonialismenya.

Beberapa persepsi berlainan menerangkan bagaimana pertama kali Islam masuk dan menyebar di tanah Papua. Syiar Islam di negeri Mutiara Hitam mulanya tersebar di daerah Papua Barat. Masyarakat di sana meyakini, Islam lebih dulu tersebar dibandingkan agama lain.

Bukti penyebaran Islam di tanah Papua yaitu berdirinya masjid bersejarah. Terdapat tiga masjid bersejarah di sana.

Daftar Isi:

1. Kota Jayapura
    1.1. Bukit Srobu
    1.2. Goa Skouw
    1.3. Tugu Peringatan Pendaratan Tentara Sekutu pada Perang Dunia II
    1.4. Goa Mher
2. Kab. Jayapura
    2.1. Tugu Mac Arthur
    2.2. Situs Megalitik Tutari Doyo Lama
    2.3. Bekas Tangki Minyak pada Perang Dunia II
    2.4. Gereja Tua Asei
    2.5. Monumen Pendaratan Tentara Jepang
3. Kab. Merauke
    3.1. Gedung Bekas Kantor Pos
    3.2. Gedung Bekas Kantor Residen
4. Kab. Boven Digoel
    4.1. Bekas Penjara Boven Digoel
5. Kab. Biak Numfor
    5.1. Goa Binsari
    5.2. Kuburan Tua Padwa
6. Kab. Jayawijaya
    6.1. Goa Kontilola


Kota Jayapura

Bukit Srobu

Papua adalah provinsi yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur  Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Papua

Wisata Bukit atau Gunung Srobu terletak di Kelurahan Abepantai, Distrik Abepura. Situs prasejarah Gunung Srobu merupakan sebuah tanjung yang membentang di perairan Teluk Youtefa seluas 5.250 m2, dan tanjung ini menyatu atau bab dari kaki gunung Tiahnuh di sebelah baratnya.

Situs Gunung Srobu merupakan hasil peninggalan produksi tangan insan dari Zaman Megalitikum 350 Sebelum Masehi (SM). Situs ini tertua di Papua dan Papua Barat, bahkan di wilayah Pasifik.

Saat melakukan survei intensif di daerah antara Bukit Srobu dan Tiarnum, para peneliti memperoleh pusat pemujaan di tempat yang disebut warga setempat selaku Bukit Kerang. Para arkeolog berpendapat di kawasan Bukit Srobu itu pada Zaman Batu Besar ada dua permukiman besar dan dua sentra pemujaan. Temuan yang menunjukkan era Zaman Megalitikum antara lain menhir, meja watu, tangga teras watu, dan bekas permukiman

Ada beberapa bentuk tinggalan megalitik yang didapatkan di situs tersebut yaitu bangunan pemujaan yang terdiri dari eksistensi 3 buah menhir, suatu meja watu/ dolmen dan punden berundak, watu temugelang, dan struktur watu bekas bangunan pemukiman. Selain itu terdapat aneka macam fragmen-fragmen gerabah dan cangkang kerang yang berserakan di beberapa titik di situs ini.


Goa Skouw

Goa Skouw terletak di desa Skouw Distrik Abepura


Tugu Peringatan Pendaratan Tentara Sekutu pada Perang Dunia II

Papua adalah provinsi yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur  Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Papua

Tugu ini terletak kurang lebih 5 kilometer sebelah selatan pusat kota Jayapura, tepatnya di Distrik Jayapura Selatan Kota Jayapura, Provinsi Papua.

Monumen Tank Pasukan Pendarat Sekutu peninggalan Perang Dunia II di Pantai Hamadi Belakang Mako Lantamal X, yang terletak di Pantai Hamadi ini merupakan lokasi pendaratan tank pasukan Sekutu pada tahun 1944. Pantai ini menjadi saksi bisu dikala pasukan Sekutu menghadapi pasukan Jepang yang menguasai sebagian besar kawasan Pasifik.

Untuk menuju lokasi, dapat ditempuh dari Pusat Kota Jayapura dengan menempuh jarak 5,6 km (15 menit) melalui Jl. Argapura dan Jl. Amphibi/Jl. Raya Kelapa Dua Entrop. Bisa juga dari Pelabuhan dengan menempuh jarak 4,4 km (12 menit) lewat Jl. Argapura dan Jl. Amphibi/Jl. Raya Kelapa Dua Entrop. Atau dari Bandara Sentani yang bisa ditempuh dengan jarak 31,2 km (58 menit) lewat Jl. Raya Abepura.


Goa Mher

Goa Mher atau Goa Mer merupakan sebuah situs goa yang terletak di Gunung Mher, Kampung VIM, Distrik Jayapura Selatan. Goa ini  dianggap keramat oleh penduduk Tobati dan Enggros. Gunung Mher merupakan batas timur daerah Taman Wisata Alam Teluk Youtefa. Gunung ini konon merupakan asal undangan penduduk Tobati dan Enggros, sehingga oleh masyarakat gunung ini dianggap mempunyai kekuatan mistik lantaran  dihuni oleh roh-roh leluhur mereka.


Kab. Jayapura

Tugu Mac Arthur

Papua adalah provinsi yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur  Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Papua

Tugu MacArthur yakni kawasan bersejarah yang terletak di puncak Ifar Gunung. Tugu ini bangun sejak Perang Dunia II dan diresmikan oleh pasukan sekutu Amerika yang dipimpin oleh jenderal bintang lima asal Angkatan Darat Filipina. Jendral yang dikenal dengan strategi "Loncat Katak"-nya ini berperan penting dalam Perang Pasifik pada Perang Dunia II.

Pasukan Sekutu mendarat di Teluk Humboldt atau Teluk Hamadi pada tanggal 22 April 1944. Douglas Mac Arthur menyuruh para pasukannya untuk mendirikan Markas Besar Umum Daerah Pasifik Barat Daya di Distrik Sentani, tepatnya di Ifar Gunung. Tujuan tugu Mac Arthur didirikan di markas besar adalah selaku pembuktian atau simbol bahwa Amerika Serikat di bawah pimpinan Jenderal Douglas Mac Arthur dan para sekutunya sudah mendarat di New Guinea dan menguasai Jayapura (Hollandia) pada perang dunia kedua. Saat Perang Dunia II, Jayapura menjadi markas pertahanan untuk menghilangkan pertahanan Jepang di Rabual, Papua Nugini.

Tugu Mac Arthur berada dalam markas TNI. Untuk masuk ke tempat ini diharuskan melapor ke pos pengamanan Resimen Induk Kodam (Rindam) XVII Cenderawasih. Di pos pengawalan hadirin akan meninggalkan kartu identitas agar mampu diperbolehkan masuk ke dalam markas. Jarak yang ditempuh untuk menjangkau Tugu Mac Arthur sekitar 15 menit dari Bandara Sentani dengan menggunakan kendaraan bermotor. Karena Tugu Mac Arthur berada di atas bukit, pemandangan panorama indah seperti distrik Sentani, bandara internasional Sentani dan deratan pegunungan Cyclops serta danau Sentani yang mempesona dengan pulau-pulau kecil di tengah Danau mampu dilihat dari tempat ini.


Situs Megalitik Tutari Doyo Lama
Situs Megalitik Tutari terletak di Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Papua. Situs ini menyimpan sejarah kebudayaan penduduk di pinggir Danau Sentani pada periode prasejarah, tepatnya zaman neolitik tamat.

Pada zaman itu, insan mulai hidup bercocok tanam, berkelompok, menetap, dan tinggal bareng dalam kampung. Tutari alasannya berada di Bukit Tutari. Konon suku yang pernah mendiami daerah sekitar situs ini yaitu Suku Tutari. Suku ini memperoleh masakan dengan berburu, menangkap ikan, beternak, dan bercocok tanam.
Papua adalah provinsi yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur  Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Papua
Gambar di permukaan watu di Situs Megalit Tutari Doyo Lama. (sumber: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/)

Di situs ini ditemukan lukisan yang dihasilkan dengan cara menggores kerikil jenis batuan beku peridiotit. Batu-kerikil hitam selaku media lukis disebut batu gabro. Pada beberapa sektor terdapat motif ikan dan motif kadal, motif ikan dan motif geometris. Di sektor yang lain terdapat motif ikan, kadal, geometris, dan kura-kura.

Kemudian pada sektor yang lain terdapat motif ikan, kadal, geometris, kura-kura, insan, tumbuhan, dan motif bundar-lingkaran berjumlah 18 buah yang dihubungkan oleh suatu garis. Batu mahluk mistik ada di sektor 4. Bongkahan-bongkahan watu ini masing-masing berbentuk ibarat kepala, leher dan tubuh. Semuanya berjumlah 4. Keempat watu ini, kata Hari, diandalkan selaku representasi empat panglima perang Ondoafi Uii Marweri yang mengalahkan Suku Tutari, yakni Ebe, Pangkatana, Wali dan Yapo.

Ada 110 kerikil bangun yang ditopang watu-batu kecil yang berupa lonjong dengan ukuran beraneka ragam. Batu ini dipercaya selaku tempat bersemayam roh nenek moyang.

Selain itu didapatkan pula motif insan, insan setengah ikan, binatang, tumbuhan, dan benda-benda budaya mirip gelang, kapak batu serta motif geometris mirip bulat dan matahari. Semua adalah verbal pengetahuan manusia dikala itu wacana alam sekitar.


Bekas Tangki Minyak pada Perang Dunia II

Papua adalah provinsi yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur  Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Papua

Peninggalan Tangki Minyak Sekutu Perang Dunia ke – II mampu ditemui di Distrik Depapre. Tangki ini cukup besar dan tersebar di beberapa lokasi. Jumlah seluruh tangki yang tersebar 26 tangki. Tangki ini dulunya yakni tempat penyimpanan solar dan avtur ketika serdadu sekutu melawan serdadu jepang. Bila kita dalam perjalanan ke arah Pantai Tablanusu kita mampu menjumpai tangki ini sempurna di segi kiri jalan sedangkan bila ke arah Pantai Amay kita dapat menjumpai tangki ini di sisi sebelah kanan yang telah dipagari oleh pemerintah.

Untuk meraih peninggalan Tangki Minyak ini bisa menggunakan perjalanan darat selama -/+ 1 jam 20 menit dari Bandara Sentani. (Sumber:  https://disbudpar.jayapurakab.go.id)


Gereja Tua Asei

Papua adalah provinsi yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur  Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Papua

Gereja Asei ialah gereja tua di Sentani. Tepatnya di Desa Asei Besar, Kec. Sentani Timur, Kab. Jayapura, Papua. Untuk menuju lokasi gereja renta ini mesti menggunakan bahtera. Mengingat posisinya berada di tengah Danau Sentani.

Gereja Asei kali pertama dibangun sekitar 1930-an. Letaknya di kaki bukit, dibangun dengan bentuk yang sungguh sederhana. Dindingnya yang dibuat dari bahan gaba-gaba (pelepah sagu), dengan atap rumbia. Pada Perang Dunia Kedua, sekitar 1944, gereja ini hancur balasan pertempuran antara Jepang dan sekutu (Amerika Serikat). 

Setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua, penduduk di Pulau Asei membangun kembali gereja gres di daerah yang paling tinggi. Tepanya di bukit Pulau Asei. Desainnya didapatkan dari Jerman, dari salah satu Sekolah Teknik di sana. Gereja ini mulai didirikan pada 01 Januari 1950.

Pada 2000 Gereja Asei mengalami kerusakan yang cukup berat. Hanya menyisakan atap menara paling bawah. Sebagian dinding gereja sudah dirobohkan, sebab Jemaat di sana menganggapnya sudah ringkih. Selanjutnya bangunan tersebut dipugar pada 2001 dan dijadikan situs gereja bau tanah oleh Pemda Irian Jaya. (Sumber: http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/dpk/gereja-renta-asei/)

Monumen Pendaratan Tentara Jepang

Monumen Pendaratan Tentara Jepang berlokasi di Kampung Kwase Distrik Nimboran. Monumen ini di bangkit untuk memperingati gugurnya tentara jepang di daerah ini yang dulunya dikubur massal oleh penduduk . Hampir tiap tahun turis Jepang datang ketempat ini untuk berziarah, pernah ada planning dari saudara mereka di Jepang untuk mengambil sisa-sisa jasad kerabat mereka dan di bawa ke negara asal namun senantiasa di pertahankan oleh penduduk sekitar dikarenakan telah menjadi potongan sejarah penduduk Nimboran. Untuk meraih monumen ini bisa memakai perjalanan darat selama -/+ 2 jam  dari Bandara Sentani.


Kab. Merauke

Gedung Bekas Kantor Pos

Papua adalah provinsi yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur  Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Papua
Bagian depan gedung bekas kantor pos 1920 (Sumber: Kemdikbud)

Gedung Eks Kantor Pos ini dibangun pada tahun 1920 sesuai dengan  prasasti yang tertulis di pecahan atas bangunan. Bangunan ini terletak di seberang Gedung Eks Resident di Distrik Merauke Kota. Bangunan menghadap ke timur dan berada di lingkungan pemukiman penduduk. Di pecahan depan bangunan terdapat pintu masuk dan jendela loket di sebelah utara serta jendela kayu krepyak di sebelah selatan pintu. Di samping loket terdapat lubang surat. Di samping utara bangunan dilengkapi pintu kayu dan disamping kiri dan kanan pintu terdapat 1 (satu) buah jendela kayu dengan model krepyak. Di cuilan belakang bangunan kantor pos terdapat kolam penampugan air berupa mirip sumur yang terbuat dari dari bata yang dilepa dan berfungsi untuk memadai keperluan air pada masa itu.


Gedung Bekas Kantor Residen

Gedung ini dibangun pada tahun 1902 dan dipakai sebagai Kantor Residen pada kurun penjajahan Belanda. Secara administratif gedung ini kini terletak di Jl. Sabang, Distrik Merauke, Kota Merauke, Provinsi Papua dan terletak pada koordinat 54 L 0433030, Y 9062601.


Boven Digoel

Bekas Penjara Boven Digoel

Papua adalah provinsi yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur  Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Papua

Boven Digoel yakni penjara alam yang diresmikan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda di Pulau Papua. Penjara Boven Digul merupakan salah satu daerah bersejarah dalam pergerakan nasional Indonesia. Bangunan ini dirintis oleh Kapten L.Th. Beeking, seorang pasukan tentara KNIL pada permulaan 1927. 

Bangunan tersebut ditujukan selaku wilayah pengasingan atau kawasan pembuangan para tokoh pergerakan atau perintis kemerdekaan.Upaya pengasingan/pembuangan dilaksanakan oleh pemerintah Hindia Belanda kepada tokoh-tokoh nasionalis yang dianggap membahayakan kedudukan penjajahan Belanda di Indonesia. Para tokoh yang diasingkan di Boven Digul, antara lain Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, Maksum, Suko, Bodan, Burhanuddin dan Marwoto. Kompleks penjara dikelilingi oleh dua pagar keliling yang terbuat dari bata spesi semen dan kawat duri. Di dalam kompleks terdapat beberapa bangunan, antara lain bangunan kantor I, kantor II, bangunan penghuni lelaki I, bangunan penghuni laki-laki II, dua kamar mandi/WC, dapur biasa , ruang bawah tanah, dan bengkel. Elemen material khas pada bangunan ini yakni dinding yang tebal dan kuat.

Eks Penjara Boven Digoel di Tanah Merah Distrik Mandobo terletak di hilir tepi sungai Digul dan Kamp tersebut disediakan dengan terburu-buru untuk mengatasi kebijakan final pemerintah kolonial kepada orang-orang yang terlibat dalam pemberontakan PKI tahun 1926 dan 1927. Luas kawasan kawasan itu hampir 10.000 hektar, dan terkenal sangat terasing dari dunia luar dan peradaban penduduk .


Biak Numfor

Goa Binsari

Papua adalah provinsi yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur  Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Papua

Gua Binsari atau yang dikenal selaku Gua Jepang yakni salah satu dari beberapa peninggalan bersejarah yang terdapat di Pulau Biak, Papua, tepatnya di kampung Sumberker, distrik Samofa. Nama orisinil dari gua ini yaitu Abyab Binsari yang memiliki arti ‘Goa Nenek’. Jika ditinjau dari namanya, berdasarkan kepercayaan masyarakat sekitar sebelum serdadu Jepang tiba, ada seorang nenek yang tinggal disekitar gua ini, tetapi setelah serdadu Jepang tiba nenek itu hilang tanpa jejak. Abyab Binsari menjadi saksi bisu Perang Dunia II yang terjadi dikala itu yaitu pada tanggal 27 Mei 1944 hingga 20 Juni 1944, dari sejarah yang ada menceritakan bahwa banyak pasukan Jepang mati terbunuh akhir serangan sekutu di dalam Gua ini. Sekutu melancarkan serangannya dengan cara menjatuhkan bom tepat di atas lokasi ini.

Gua ini merpak gua alami lengkap dengan stalagtit yang menggantung indah di atap gua yang tinggi. Gua Binsari menjadi museum alam yang menyimpan banyak sekali peninggalan sejarah tak ternilai harganya, terdapat tulang belulang dari tentara Jepang yang tersimpan rapih dalam suatu ruangan. Selain itu, terdapat pula artefak, senjata, alat makan, seragam, mortir tank hingga alat-alat langsung milik serdadu Jepang mirip botol obat, kacamata dan yang lain. Saat ini Gua Binsari dijadikan selaku kawasan wisata dan edukasi bagi para turis yang berkunjung.


Kuburan Tua Padwa

Papua adalah provinsi yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur  Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Papua

Kuburan Tua Padwa yakni lokasi wisata di Biak, tepatnya di Kampung Padwa – Biak. Adalah lokasi Kuburan Tua. Jaman dahulu Nenek moyang di tempat ini orang yang sudah meninggal, mayatnya diletakkan di atas bukit-bukit gunung. 

Sebelum ditaruh di ceruk, jasad orang meninggal direndamkan dalam air maritim sampai kulit dan daging terlepas hingga tinggal tulang saja, kemudian tulang-tulang itu diangkat dan diletakan pada Abai (bahasa Biak) atau peti dengan ukuran 80 x 20 cm yang telah disediakan kemudian dinaikan ke ceruk yang terdapat di sekeliling pantai ini.

Kuburan anyir tanah Padwa merupakan salah satu daerah pemakaman dengan memanfaatkan ceruk yang ada sekitar pantai Padwa. Padwa yang dalam bahasa Biak disebut selaku kurungan, alasannya yaitu Desa Padwa ini terletak diantara dua tanjung yang bila air maritim pasang, kampung ini terkurung.

Jalan menuju ke kuburan bau tanah Padwa agak berat, medannya menurun dengan kemiringan sekitar 250 – 350 hingga ke pantai. Di pinggiran pantai menuju ceruk 1 lewat hamparan kerikil karang yang tajam. Tempat pemakaman kurun prasejarah ini cuma memanfaatkan dua tebing karang yang ada di daerah pantai ini. Kedua tebing ini mempunyai ceruk yang layak untuk dijadikan selaku daerah pemakaman pada kurun itu.


Kab. Jayawijaya

Goa Kontilola

Papua adalah provinsi yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur  Bangunan Peninggalan Bersejarah Di Provinsi Papua

Goa Kontilola terletak di Distrik Kurulu, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Terletak di ketinggian 1.650 meter di atas permukaan maritim, goa Kontilola sudah lama diketahui selaku destinasi wisata bagi wisatawan yang berkunjung di Lembah Baliem.

Goa ini memiliki pemandangan yang menarik. Di dalam goa juga terdapat lukisan insan purba, yang disebut-sebut selaku gambar alien. Tak mirip goa yang yang lain, Goa Kontilola mempunyai ruangan yang cukup besar, dan verbal goanya pun cukup lebar.

Gambar alien yang terdapat di goa Kontilola bahu-membahu merupakan gambar berupa manusia biasa, ada lima gambar yang masih nampak, dan tidak ada gambar atau motif lain. Dalam goa tersebut juga didapatkan spesies udang berbadan transparan berukuran 1 -1,5 cm. Di dalam ruang goa yang gelap terdapat sumber air tawar, yang merupakan kumpulan air yang menetes dari stalagtit. Di dalam sumber air inilah udang tersebut didapatkan.

Sumber:

  • https://papua.go.id/view-rincian-page-7/situs-peninggalan-sejarah.html
  • https://disbudpar.jayapurakab.go.id/peninggalan-sejarah-di-kabupaten-jayapura/

Incoming search: tempat bersejarah di jayapura, peninggalan sejarah di papua barat, tempat bersejarah di papua barat, sejarah tanah papua, peninggalan perang dunia 2 di papua, sejarah perang dunia ke 2 di papua, tugu perayaan pendaratan prajurit sekutu pada perang dunia ii di hamadi distrik jayapura selatan, tugu pendaratan sekutu di hamadi