Wednesday, 13 October 2021

Dongengku

pohon raksasa yang lebat dan hanya hewan sebagai penghuninya Dongengku
pohon raksasa yang lebat dan hanya hewan sebagai penghuninya Dongengku

Ikan yang Suka Tidur


Dahulu, sebelum manusia diciptakan oleh Tuhan, bumi masih alami dengan pohon-pohon raksasa yang lebat dan hanya hewan selaku penghuninya. Sungai-sungai besar mengalir dengan tanpa gangguan dan basah jernih.

Di suatu sungai ada suatu kerajaan ikan. Kerajaan itu dipimpin oleh seekor ikan yang setiap harinya cuma tidur dan bermalasan-malasan. Ia tak mencari makan sendiri karena telah di sediakan oleh hulubalangnya. Karena rajanya juga malas-malasan, hulubalang dan rakyat ikan yang yang lain juga ikut berpangku tangan. Mereka cuma mencari makan untuk dirinya sendiri dan rajanya. Setelah itu mereka juga tidur berpangku tangan. Bagi mereka tidur yaitu kenikmatan yang luar biasa.

Kerajaan ikan itu akrab baik dengan kerajaan katak yang berada di seberang sungai. Mereka sering saling membantu kalau salah satunya menghadapi suatu dilema. Dengan sikap yang saling menolong itulah mereka semakin bertambah akrab.

Pada sebuah hari kerajaan katak akan pergi ke kerajaan katak yang ada di hulu sungai untuk menghadiri suatu peringatan. Mereka akan berangkat semua mulai dari raja sampai rakyatnya. Namun ada sebagian katak yang tidak mau meninggalkan telur-telurnya yang berada di pinggir sungai erat kerajaan ikan. Mereka takut bila telur-telur itu dimakan belut atau ular.

Untuk itu, raja katak menemui raja ikan. Mereka berunding membahas kepergian rakyat katak dan persoalan telur. Raja katak meminta derma raja ikan beserta rakyatnya agar mampu menjaga telur-telur rakyatnya saat ditinggal pergi. Mereka akan pergi selama kurang lebih tiga hari. Mereka mengatakan bila telur-telur itu masih gres dan belum akan menetas untuk waktu yang dekat. Raja ikan pun memenuhi dan raja katak beserta rakyatnya pergi dengan tenang sebab telur-telurnya sudah dijaga oleh pasukan dari kerajaan ikan.

Pasukan ikan bersama-sama menjaga telur katak itu. Awalnya mereka sangat disiplin mempertahankan telur-telur itu. Namun kebiasaan jelek mereka tiba. Pada hari ketiga mereka mulai berleha-leha. Mereka mempertahankan telur sambil tiduran dan hasilnya mereka tertidur dengan nyenyak. Mereka tidak tahu jikalau ada sesuatu yang mengancam telur itu.

Ketika pasukan ikan dan rajanya sedang tidur, ada sekawanan belut yang dengan beraninya mendekat telur-telur katak itu lalu memakannya. Pasukan ikan tidak terusik dengan ulah sekawanan belut itu. Mungkin mereka sedang berimajinasi indah.

Telur-telur itu banyak yang sudah masuk dalam perut si belut. Hanya tinggal beberapa telur saja yang masih tersisa. Belut yang rakus itu ingin menghabiskan semua telur itu. Namun mereka kepergok pasukan katak yang baru saja tiba dari hulu sungai. Segera saja pasukan katak menyerangnya dan sekawanan belut itu pun lari tunggang-langgang.

Raja katak membangunkan pasukan dan raja katak dengan katak.

”Dasar ikan pemalas, diberi iktikad malah tidur pulas” raja katak memarahi pasukan ikan dan rajanya.
”Maafkan kami katak” jawab raja ikan.
”Ku kutuk kalian semoga tidak bisa tidur!!” kata raja katak yang sedang sedih dan marah melihat telur-telurnya dimakan belut.

Dan kutukan itu di dengar oleh tuhan. Raja ikan dan rakyatnya sekarang tak mampu tidur lagi. Ikan-ikan pun saban hari lebih bersusah payah untuk mencari makan dan semakin disiplin serta mempertahankan akidah yang diberikan terhadap mereka. Bahkan sampai sekarang ikan-ikan tidak bisa tidur. Maka jangan suka berpangku tangan.