Friday, 15 October 2021

Jenis-Jenis Kritik Sastra

Sumber: Prinsip-prinsip Dasar Sastra – H.G. Tarigan (1984)


Jenis – jenis kritik sastra antara lain :

1) Kritik Judisial

Yaitu sebuah kritik yang mengemukakan sebuah penlaian atau penghakiman kepada suatu karya sastra, lalu menghubungkannya dengan norma-norma teknik penulisan atau kriteria tujuan penulisan karya tersebut. (Coulter, 1930: 336).
Rene Wellek dan Austin memastikan bahwa kritik yudisial menaruh perhatian pada hukum-aturan/ prinsip yang dianggap sebagai sebuah yang objektif. Dalam kritik yudisial, karya sastra yang menjadi objek kajian lebih dispesialisasikan namun dengan penjelasan yang seluas mungkin. Di sini dituntut pengklasifikasian yang lebih terperinci dan tajam terhadap para pengarang dan karyanya.



2) Kritik Induktif

Kritik Induktif yaitu jenis kritk sastra yang bermaksud mengumpulkan fakta-fakta yang ada korelasi dengan sebuah karya seni, tata cara, waktu penciptaan, dan menyusunnya menjadi susunan yang rapi serta melukiskannya dengan terorganisir. Ini sesuai dengan sistem induksi yang mengambil kesimpulan umum dari fakta-fakta yang khusus.


3) Kritik Impresionistik

Yaitu kritik sastra yang timbul sebagai bikinan dari fatwa individualisme romantik dan kesadaran akan diri yang lebih terbaru. Kritik ini menghubungkan pengalaman si penulis dengan karyanya. Sebaiknya, seorang kritikus memiliki gaya yang bisa membuat hati pembaca tertarik dalam kedudukannya sebagai pembimbing juga penghubung antara pembaca dan karya sastra.


4) Kritik Historis

Jenis kritik sastra yang mengikuti segala sesuatu yang terjadi atas suatu bentuk sastra dalam masa sejarah sastra. Juga dengan pengelompokan abad seorang pengarang. Setiap karya sastra mesti diteliti dan ditelaah dengan hal-hal yang bekerjasama dengan karya sastra tersebut. Hal-hal yang mampu menjadi bahan pola antara lain: naskah, bahasa dan komposisi karya sastra, serta perbandingan karya sang pengarang dengan teman-sobat seangkatannya,. Seorang kritikus harus paham bahwa karya sastra merupakan refleksi pengarang pada kehidupan dan kebudayaannya dan pengelompokan jenis karya sastra tersebut serta keterkaitannya dengan karya yang sejenis.
Butir –butir penting yang aberhubungan dengan kritik histories yaitu :
a) Dalam menggarap bahasa suatu karya sastra, sang kritikus histories dapat memikirkan dua hal ialah:
1) Mengembalikan para pembaca masa kini pada keadaan bahasa pada ketika karya tersebut ditulis.
2) Memandang bahasa itu selaku sebuah media komunikasi pada dikala itu.
b) Keterangan – keterangan berbentukriwayat hidup ialah jenis data yang bernilai dan amat berharga bagi kritikus histories.
c) Berusaha menerima segala hubungan antara kehidupan sang penulis dan karyanya .
d) Bagi kritikus histories, sastra ialah suara humanitas dan lewat sastra itu kritikus bukan hanya bekerjasama atau menaruh perhatian pada literacy (kecakapan baca tulis) tetapi juga human literacy (kecakapan baca tulis penduduk manusia).
e) Silsilah sastra atau genealogi sebuah karya.
f) Sang kritikus histories dalam kritik sastranya berkeinginan mendapatkan sukses yang gemilang dalam bidang pemaduan belajar dan evaluasi.



5) Kritik Filosofis

Merupakan jenis kritik sastra yang berupaya untuk menerima dasar yang paling cocok bagi penilaian karya sastra lewat analisis kepada hakekat dan fungsi sastra sebagai suatu cara berpikir mengenai kehidupan. Kritik ini berusaha menentukan prinsip yang digunakan dalam kritik sastra agar ajaran yang dipakai dalam suatu kritik terang dan tegas.


6) Kritik Formalis

Merupakan kritik sastra yang berpedoman pada teori dasar estetika yang menaruh tekanan pada bentuk karya sastra, struktur, gaya dan imbas psikologisnya. Aristoteles yaitu pencetusnya, kritik ini bertentangan dengan teori dari Plato yang menekankan pada aspek isi dan imbas watak/sosial.
Kritik formalis disamakan dengan the new criticism, karena memang ia merupakan sebuah kritik yang masih berusia muda., lebih – lebih kalau daripada kritik –kritik yang yang lain.



7) Kritik Relativistik

Jenis kritik ini berpedoman pada asumsi relativisme, ialah bahwa penilaian kepada karya sastra terantung pada subjek yang menikmati dan menilainya. Hal ini terjadi alasannya selera individu berlainan-beda, begitu juga dalam hal menikmati karya sastra sehingga tidak ada yang bersifat mutlak. Jika pertimbangan dari seseorang lebih mendominasi akan muncul sebuah teori yang absolut meski tidak disadari.


8) Kritik Absolutistik

Kritik jenis ini menegaskan bahwa alternative bagi hukum kritik adalah anarki. Ketika seorang kritikus menawarkan evaluasi terhadap sebuah karya yang datang selanjutnya yakni suatu kebingungan. Ini mampu disiasati dengan tetap menggunakan usulan masyarakat supaya tetap mampu terwujud komunikasi yang bagus.


9) Kritik Interpretatif

Semua jenis kritik sastra bisa digolongkan selaku jenis kritik ini alasannya adalah hakekat kritik sastra sendiri yakni menawarkan interpretasi/penafsiran kepada sebuah karya sastra. Maka, pengkhususan kritik sastra jenis ini yaitu memperkenalkan patokan yang secara relative tidak ada relevansinya dengan orang atau hal tertentu. Di sini akan tampakketerkaitan antara teori, sejarah dan kritik sastra. Tiada satu ilmu yang dapat bangkit sendiri seratus persen tanpa pemberian orang lain.


10) Kritik Tekstual

ialah jenis kritik yang terfokus pada teks/ naskah sebuah karya sastra, supaya pembaca lebih erat dengan apa yang ditulis. Dengan berkembangnya kala, kritik ini ingin memberikan manakah karya yang sungguh-sungguh orisinil dari beberapa versi karya sastra yang mungkin muncul.


11) Kritik Linguistik

Jenis Kritik ini menitikberatkan perhatian pada masalah-dilema kebahasaan dalam karya sastra tersebut semoga terhindar dari salah pengertian baik dari sisi fonologi, morfologi, sintaksis atau semantik. Ini perlu dijalankan alasannya adalah setiap bahasa mengalami pertumbuhan dalam masa waktu yang berlainan.


12) Kritik Biografis

Kritik ini bergotong-royong ialah kritik histories yang daerahnya dipersempit adalah khusus pada riwayat hidup pengarang beserta karyanya. Tugasnya adalah menentukan kekerabatan yang signifikan antara pengarang dan karyanya, asal-undangan. Kekuatan yang mendorong atau tujuan konkrit karya tersebut.


13) Kritik Komparatif

Banyak hal dalam kritik komparatif yang segar dan menarik serta memberi keinginan, kritik ini memperoleh polanya bukan dari kejadian – peristiwa yang berafiliasi dengan waktu, namun justru dari pengelompokan jenis yang memiliki kegunaan serta ide atau pandangan baru yang besar lengan berkuasa.
Hal – hal yang mampu diperbandingkan saja yang hendak digarap Dalam kritik ini yang diterapkan pada nada, tujuan, dan cara, bahkan penerapan pada ketiga hal tersebut lebih dibandingkan dengan terhadap pokok masalahnya sendiri.



14) Kritik Etis

Kritik etis sungguh akrab hubungannya dengan falsafah, keyakinan serta agama. Tanpa adanya pengetahuan yang cukup perihal ketiga hal tersebut akan membuat evaluasi kritik sastra kurang memadai. Pola pikir seorang kritikus dalam hal-hal tersebut sungguh menghipnotis bagaimana ia akan menilai suatu karya.


15) Kritik Perspektif

Kritik ini yakni studi terhadap reputasi sang pengarang yang tercermin dalam karyanya dan menempel pada hati pembacanya. Kritik ini berupaya untuk memeriksa seorang pengarang dari karya yang dihasilkan, apakah pantas menerima penghargaan atau layak diabadikan.


16) Kritik Pragmatik

Adalah jenis kritik yang mengarahkan perhatiannya pada kebergunaan inspirasi, ucapan, dalil atau teori yang terdapat dalam suatu karya sastra bagi masyarakat. Reputasi pengarang diputuskan oleh bagaimana karyanya mampu memiliki kegunaan bagi penduduk .

17) Kritik Elusidatori (Penjelasan)

Adalah jenis kritik yang sifatnya menawarkan klarifikasi. Kritik ini menekankan pada interpretasi arti atau makna karya sastra.


18) Kritik Mudah

Adalah musuh dari kritik teoritis yang condong ilmiah. Tugas kritikus adalah menentukan atau menganggap apakah suatu karya sastra bernilai simpel bagi penduduk atau tidak. Tujuannya sama dengan kritik pragmatis meskipun dengan nama yang berlainan.


19) Kritik Baru

Bagi para kritikus anutan kritik gres, tujuan pokok seni adalah menciptakan analisis sang kritikus perihal seni itu sendiri. Fungsi kritik yaitu melatih kritikus lainnya untuk melatih kritikus lainnya dalam suatu urutan akademik bagi para cendekiawan. Kecenderungan yang dilakukan para kritikus jenis ini yaitu pemanfaatan fasilitas -sarana ilmiah, epigraf dan statistik yang tidak begitu diperhatikan orang dikala memperlihatkan kritik sastra.


20) Kritik Psikologis

Kritik psikologis yaitu salah satu jenis kritik sastra yang mendalami sisi-segi kejiwaan suatu karya sastra, yang mencangkup segi-segi kejiwaan penulis, karya, dan pembaca. Kita tahu bahwa kekerabatan antara psikologi dan kritik sastra ialah sama tuanya dendan usia kedua cabang ilmu tersebut. Dan yang paling besar lengan berkuasa terhada kritik sastra yaitu Sigmund Freud dendan psikoanalisisnya.


21) Kritik Mitopoeik

Kritik Mitopoeik yaitu jenis kritik yang menyangkut penciptaan mitos dalam suatu karya sastra.kritik Mitopoeik ini adalah kritik yang paling baru dan yang paling ambisius diantara pendekatan-pendekatan kritik kekinian dan barang kali juga yang paling provokatif dalam langkah-langkah-langkah-langkah dan kemungkinannya.


22) Kritik Sosiokultural

Kritik sosiokultural yakni interpretasi sastra dalam aspek-faktor social ekonomi dan politisinya.yang merupakan pokok pada kritik ini yaitu interaksi karya sastra dengan kehidupan dan interaksi ini tidak cuma meliputi implikasi-implikasi sosial, ekonomi, serta politis karya tersebut, tetapi juga dalam pemahaman yang amat luas, mencakup implikasi-implikasi watak dan kulturalnya.