Thursday, 14 October 2021

Di Sebuah Malam

 hingga bayang pun menjadi tebal menghitam tak terkikis sinar rembulan Di suatu Malam

Sepertinya malam telah bertambah malam, hingga bayang pun menjadi tebal menghitam tak terkikis sinar rembulan. Aku teduhkan wajahmu pada sandaran hatiku yang sepi terganggu waktu. Hingga napasku mengejar-ngejar sebuah lentera kasih yang kamu tulis dalam desiran angin malam. Lantunan lembut desah napasmu mengukir bingkisan hati untuk menenun sebuah kisah malam yang terlukis dalam suatu lamunan yang kamu ciptakan. Tak tercerai tetes embun kamu siramkan selaksa kasih sayang dan kau hujamkan suatu sajak kedamaian untuk mimpi hangat yang melelapkan singgasana anganku. Terusir kata saya sampaikan risalah hati untuk langit-langit jiwamu yang bagus menari bersama tiupan bayu. Lekuk gerak tubuhmu mengisyaratkan sebuah rasa yang membahana memenuhi ruang batin. Tak lain redup sang surya telah memadamkan senja dan membingkai hari menjadi lanskap malam yang indah. Lebih indah alasannya adalah ada indahmu di sisiku. Detik irama lagu hati terus telantun menjadi suatu bait dalam potongan cerita hati. Inginku sandarkan hangat pelukmu di bahku lalu melantunkan lirik dongeng malam, sampai sayu matamu menjadi indah terburai lembut buaian jemari. Layangkan mimpi pada suatu singgasana keindahan berhiaskan tahta kedamaian. Lentik alismu meneduhkan setiap kata yang terucap dalam benakku. Mencoba memberikan rahasia hati yang terpendam dalam titian watu cadas yang lama terkikis gemericik air yang menetes dari dalam gemuruh jiwa. Kau tuntun arahku menuju singgsana keindahan yang terpahat indah sajak-sajak hati. Setiap kata yang terukir membiaskan rasa di antara kita. Tersulam sutra keabadian dalam sebuah keindahan. Luluhkan rasa hangat dan alirkan nada-nada pendamai jiwa di atas semayam lelapku di atas pangkuan mimpi indah bersamamu.
Layangkan lamunan, kita melayang menghempas awan yang berarak mengikuti langkah kita. Seperti pasukan prajurit yang mengawal sepasang manusia menikmati taman nirwana. Di temani ribuan peri-peri kecil menari membawakan gerak lekuk indah menenteramkan sukma. Tak ada gelisah, tak ada rona semburat tampang yang kusam dalam titian hati kita. Ku bingkai malam menjadi suatu kado terindah yang berhiaskan ribuan bintang. Ku teduhkan sang rembulan dengan tempias sinarnya dan membiarkan sayap malam menerbangkan angan jauh menyusuri langit.
Terangkai asa kamu labuhkanku pada suatu pulau. Hanya ada kita berdua menikmati suasana pantai dengan hamparan pasir putih yang landai. Senja mengirimkan puluhan camar mendendangkan nyanyian ihwal hati. Kita nikmati lepas pantai dengan semburat sinar mentari yang jingga. Berkendara perahu berdayung cinta kita, labuhkan langkah kita sesudah letih menyusuri pantai senja. Dan saat itu ku rindukan dayung kerinduanmu!!!!!