Sunday, 3 October 2021

Campur Isyarat

Campur Kode adalah peristiwa  pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan uns Campur Kode
Campur Kode yakni peristiwa pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan bagian bahasa yang satu ke bahasa yang lain dalam sebuah tuturan. Misalnya seseorang sedang bercakap-mahir dengan bahasa Indonesia, namun bahasa Indonesia yang digunakannya dicampur dengan bahasa jawa atau bahasa lain. Dalam kehidupan sehari-hari kita juga sering menemukan tuturan yang mengandung campur arahan seperti dalam iklan, SMS, surat kabar, diskusi, ceramah dan lain-lain. Peristiwa campur isyarat lebih menekankan pada suasana yang santai atau informal.
Campur arahan dapat terjadi sebab perbedaan karakteristik penutur yang terikat konteks. Dalam suatu tuturan, setiap penutur mempunyai latar belakang wawasan (background knowledge) yang berlawanan. Biasanya campur kode terjadi sebab keterbatasan bahasa yang dimiliki penutur sehingga penutur menggabungkan bahasa yang digunakannya dengan bahasa lain yang gampang dipahami. Campur isyarat dapat berwujud penyisipan kata, frasa, idiom maupun klausa.
Contoh dari campur aba-aba mampu dilihat dari tuturan “Mana bukunya? ning rak buku ora enek” (“Mana bukunya, di rak buku tidak ada”). Tuturan tersebut memadukan bahasa Indonesia dengan bahasa jawa. Contoh lain “Ana tidak memperkosa, hadihi fitnah” (Saya tidak memperkosa, ini fitnah). Tuturan itu memadukan bahasa Indonesia dan bahasa arab. Campur arahan juga sering ditemukan dalam percakapan-percakapan di rubrik Ah..Tenane SOLOPOS. Dalam rubrik Ah..Tenane SOLOPOS edisi Jumat (27/3) berjudul Trambul spesial ada tuturan ”Mbus, sini, cariin trambul. Kamu punya uang kan? Ayo cepat! Kalau nggak mau, tak didik dhewe kowe!” (Mbus, sini, cariin trambul. Kamu punya duit kan? Ayo Cepat! Kalau nggak mau, saya hajar sendiri kau!”). Tuturan tersebut juga mengindikasi adanya campur instruksi dengan menggabungkan bahasa Indonesia dan bahasa jawa.
Dari peristiwa campur aba-aba yang terjadi di penduduk , menimbulkan beberapa perumpamaan dalam penggunaan bahasa Indonesia, seperti penggunaan bahasa Indonesia yang kejawa-jawaan, kearab-araban, keinggris-inggrisan dan lain-lain.