Saturday, 2 October 2021

Mahasiswa Sekaligus Entrepreneur

 Perguruan tinggi identik dengan biaya tinggi Mahasiswa Sekaligus Entrepreneur

Oleh: Andi Dwi handoko


Biaya Tinggi

Perguruan tinggi identik dengan ongkos tinggi. Seakan-akan masalah ini menjadi suatu masalah yang sangat klise bagi sebagian penduduk . Pemerintah yang mengubah status PTN menjadi Badan Layanan Umum (BLU) yang lalu berujung pada Badan Hukum Pendidikan (BHP) dan Badan Hukum Milik Negara (BHMN) ditafsirkan akan memperparah komersialisasi dalam pendidikan. Anggaran pendidikan 20% pun terlihat kurang terasa perannya untuk sekadar mengontrol napas masyarakat yang tercekik biaya pendidikan.
Untuk mahasiswa yang kritis, kreatif dan inovatif tentunya tidak akan membisu dengan kondisi seperti ini. Membengkaknya biaya kuliah yang tak mampu disangkal lagi akan menuntut mereka untuk mencari penyelesaian yang sempurna dalam memecahkannya. Salah satunya ialah dengan mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK). Biasanya setiap akademi tinggi, baik negeri maupun swasta menyelenggarakan program ini sesuai dengan mekanisme yang dikeluarkan oleh Dirjen Pendidikan Tinggi (DIKTI).

Beberapa mahasiswa yang tergabung menjadi satu kalangan dapat mengajukan planning usaha yang akan dikerjakan dalam sebuah anjuran. Jika ternyata ajuan lolos seleksi, maka DIKTI akan memberi ongkos untuk melaksanakan program dalam ajuan tersebut. PKMK berorientasi pada penciptaan potensi usaha bagi mahasiswa. Tentunya program ini diperlukan akan memberi laba finansial bagi mahasiswa. Selain itu program ini dapat dijadikan semacam stimulus untuk mahasiswa dalam berkarya, berkreasi, dan berinovasi dalam unjuk kerja disamping peran utamanya selaku mahasiswa yaitu menimba ilmu.

Buka Peluang 

Membuka potensi kerja tidak harus menanti lulus kuliah, akan tetapi kita dapat mempergunakan waktu di sela-sela kuliah untuk merintis usaha dan menjadi seorang entrepreneur yang sukses. Pengusaha Sukses, Bob Sadino pernah menyampaikan bahwa sekolah atau kuliah yaitu racun bagi siswa atau mahasiswa. Hal ini ialah suatu fikiran pragmatis dari seorang usahawan Bob Sadino yang prihatin kepada siswa atau mahasiswa. Mereka cenderung pasif dan tidak melihat celah-celah strategis untuk merintis sebuah dunia usaha padahal siswa atau mahasiswa pada dasarnya telah dibekali landasan ilmu pengetahuan.

Di lain pihak, biaya pendidikan yang semakin membuncit juga harus diimbangi dengan kenaikan kualitas baik fasilitas prasarana, tenaga pengajar dan sistem pengajarannya. Hal ini dibutuhkan supaya perguruan tinggi mampu menghasilkan lulusan yang bermutu dan berdaya saing tinggi di dunia usaha. Dengan tekun dan cermat dalam merintis perjuangan melalui PKMK ini, seorang mahasiswa dapat melaksanakan kiprahnya selaku mahasiswa sekaligus seorang entrepreneur. Seperti itu.