Tuesday, 5 October 2021

Puisi

hanya manusia terlalu tuli untuk mendengar diskusi hujan Puisi
Diskusi Hujan

Februari basah rebah
mendung masih menjinjing puting angin
mengarak jelaga awan-awan di langit

Alam mendengar
hujan berdiskusi dengan angin, awan , tanah, petir
hingga isi langit bumi turut hadir
cuma insan terlalu tuli untuk mendengar diskusi hujan
banjir, tanah longsor, angin ribut
datang datang-datang
menikam manusia-manusia buta tuli

Lumpur dan angin menenteng catatan pahit
mengganti pecahan napas yang mulai payah
hanya kilatan sedih
bersemayam dalam tubuh manusia

Februari lembap rebah
mendung masih menenteng puting angin
mengantar manusia berdiskusi dengan Tuhan.
Solo, 16’02’09



Kehidupan Kaki Bukit


Dari kakikaki bukit
perempuanperempuan keriput menggendong bakul
menuruni setapak jalan berkelok
seakan rajutan otot kaki tak kenal letih
menuju kota yang tegar bareng hiruk pikuk

Pasar kota lusuh berjejalan begitu terlihat kumal
perempuanperempuan keriput menjajakan isi bakul
hasil alam kaki-kaki bukit
dengan sahaja mereka petik

Tak peduli
pada gedunggedung bertingkat
pada monumen bersejarah
pada kritikus sampai politikus

Mereka cuma peduli pada bukitbukit mereka
semakin gersang kusam
dulu biru kini hitam

Tak tahu menahu,
mereka hanya dengar katanya Ha Pe Ha
mudah di mampu pejabat mereka tak pernah mampu,
cuma mampu seonggok kayu bakar dari celah bukit
dan berladang di kakikaki bukit
Solo, 16’02’09

diangkut di SOLOPOS 1 Maret 2009

gambar dari:kangheri.files.wordpress.com