Saturday, 9 October 2021

Sekadar Renungan

potret hidupmu kini hanya tersimpan dalam album Sekadar Renungan
Potret Sunyi
Pandang lekat senyummu yang kaku
Berbaur dengan bau bunga perkabungan
Potret-potret hidupmu sekarang hanya tersimpan dalam album
Tersimpan rapi di balik dinding beku
Bertitik airmata sunyi di mataku
Seperti sunyimu yang menjauh teduh
Antara tangis sedih dan nyala suar kesunyian
Kau bangkitkan aku
Dari jelaga-jelaga malam pekat
Di matamu yang tak lagi terbuka
Aku menyaksikan
Lembar-lembar catatan
Antara saya dan kau di suatu kamar sunyi
Yang menyimpan potret-potretmu yang kini sudah kaku

Tangis Kematian
Tak ada lagi sekarang
Suaramu yang jatuh di atas pagi
Sujudmu di atas senja bersama sebaya
Langkahmu menenteng cangkul ke sawah
Hilang berubah sunyi
Hanya berhias tangistangis sunyi
Di tubuhmu yang terbujur kaku
Aku sayat setiap serpih ingatan yang tercatat
di setiap bulir air mataku

Selamat Tinggal
Tak ku sangka
Hangat jabat tangannya di malam itu yakni
Jabat tangan untuk terakhir kali
Antara telapak tanganku dan telapak tangannya
Malam itu pun
Aku terakhir mendengar sapanya
Terakhir saya memeluk hangat tubuhnya
Terakhir aku menyaksikan sayu matanya
Masih begitu tegar,
Masih begitu segar,
Masih terasa hingga sekarang
Selamat tinggal
Tinggallah dengan damai di alam keabadian.


gambar dari:kangadesaputra.files.wordpress.com